Kamis, 21 Januari 2010

Jejak-jejak Keheningan

Ketika Darwin menyatakan kita keturunan binatang, kita marah. Kita marah bukan karena tuduhan itu, tapi karena kebinatangan kita dipersoalkan.

....

Bumi yang mengelilingi matahari ataukah matahari yang mengelilingi bumi? Manusia meributkannya meski mereka bukan pemiliknya. Tuhan hanya diam meski Dialah penciptanya.

....

Manusia menjadi sakit karena pikirannya sendiri. Ketika melihat gelas berisi setengah air, dia menyebutnya setengah kosong, dan bukan setengah penuh. Ketika bajunya terkena noda, dia meributkan noda yang kecil itu daripada bagian lainnya yang lebih besar, yang masih bersih. Ketika melihat cat rumah yang mengelupas, dia dipusingkan hal itu dan melupakan bagian dinding yang masih luas, yang catnya tetap sempurna. Ketika melihat sesuatu sedikit keropos, dia memfokuskan pandangannya pada yang keropos itu, dan tak mau melihat bagian lainnya yang lebih besar yang tetap utuh. Ketika melihat sesuatu yang cacat, dia lebih mempersoalkan kecacatan yang kecil itu daripada menyaksikan kesempurnaannya yang lebih besar. Ketika mendapatkan sedikit kegagalan, dia mengingat-ingatnya terus tanpa menghiraukan sekian banyak keberhasilan yang pernah diraihnya. Manusia menjadi sakit karena disakiti oleh pikirannya sendiri.

....

Kejujuran seseorang lebih banyak terdapat dalam sesuatu yang tidak diucapkannya, daripada yang diucapkannya. Yang ada di belakang dari yang ia ucapkan lebih banyak daripada segala yang telah ia ucapkan.

....

Apabila kita mengatakan bahwa kita tidak melakukan sesuatu karena segala macam alasan yang dapat kita katakan, maka faktanya hanyalah bahwa kita tidak melakukannya.

....

Ada seribu satu macam dalih dan alasan untuk tidak melakukan sesuatu. Namun dunia hanya membayar apa yang telah kita lakukan, bukannya dalih atau alasan yang kita kemukakan.

....

Ketika matahari menyinari siang, bintang-bintang telah berada di langit, tetapi tidak kelihatan. Gelapnya malam memang dibutuhkan—untuk melahirkan bintang.

 
;