Senin, 21 Juni 2010

Hari Ini Tak Pernah Mati

Kemarin adalah cek yang dibatalkan.
Besok pagi adalah surat promes.
Hari ini adalah tunai. Gunakanlah.


Sebelum sangkakala akhir hidup ditiup, kehidupan tidak akan berhenti, dan hari ini tak pernah mati. Kehidupan terus berjalan, dan setelah malam yang paling gelap, kokok ayam jantan pun menjemput datangnya hari. Embun pagi selalu menyapa kehidupan kita, menyegarkan pikiran kita setelah semalam beristirahat dalam dekapan hangat selimut dan belaian mimpi indah. Dan setelah itu, kita pun menghadapi hari ini.

Apa yang membuat seorang manusia mampu bertahan hidup? Karena manusia selalu memiliki harapan, dan memiliki hari ini. Tak ada yang lebih kuat selain harapan, karena hanya dengan harapanlah manusia tetap tegar menghadapi kehidupannya, sepahit apa pun, segetir apa pun, seberat apa pun. Manusia bisa bertahan hidup meski berhari-hari tidak makan atau tidak minum, tetapi manusia tidak akan bisa bertahan hidup sedetik pun tanpa harapan. Karena harapanlah manusia tetap memiliki hari ini.

Hari ini adalah pengejawantahan dari harapan setiap manusia, karena hanya hari inilah satu-satunya yang bisa dipakai untuk merenda harapannya, untuk mulai membangun cita-citanya. Kemarin sudah menjadi sejarah, besok masih misteri, sedang hari ini adalah kenyataan satu-satunya. Sekali lagi, hari inilah tempat kita menaburkan harapan-harapan kita, sekaligus menuainya. Karena itu, tak ada yang lebih berharga dibanding hari ini!

Harapan dan hari ini adalah nyawa kedua manusia untuk melanjutkan kehidupan. Sebagaimana kita menyayangi nyawa yang satu-satunya ini, kita pun tak boleh menyia-nyiakan harapan serta kesempatan hari ini. Dan selama kita masih yakin bahwa kita tetap memiliki harapan, tetap yakinlah juga bahwa kita masih memiliki hari ini. Dan satu-satunya bukti bahwa kita memiliki hari ini adalah dengan mengisinya sebaik-baiknya, sepenuh-penuhnya.

 
;