Rabu, 02 Maret 2011

Bagaimana Menghadapi Kritik (1)



Untuk menghindari kritik, jangan berbuat apa pun
dan jangan menjadi siapa pun.
(Elbert Hubbard)

Masalah yang ada pada kita adalah bahwa kita lebih suka dihancurkan
oleh pujian, ketimbang diselamatkan oleh kritikan yang diberikan.
(Norman Vincent Peale)

Mengkritiklah dengan mencipta.
(Michelangelo)

Jangan biarkan dirimu diombang-ambingkan oleh setiap kritik.
(Samuel Johnson)

Jadilah kritikus yang paling kejam atas dirimu sendiri.
(Ploteus)

Sebelum mengkritik orang lain, pikirkan dahulu apakah kita sendiri
telah sempurna dan bebas dari kesalahan.
(Marcus Aurelius)


Pernahkah kita membayangkan bagaimana jadinya dunia ini jika hanya berisi orang-orang yang semuanya persis seperti diri kita? Hidup akan jadi amat membosankan. Karena alasan itu pulalah manusia diciptakan dengan aneka bentuk, beragam sifat dan karakter, serta beraneka tujuan dan keinginan.

Semuanya itu kemudian mengalami proses dalam kehidupannya masing-masing, dan proses itu pula yang kemudian membentuk jati diri masing-masing orang. Fakta bahwa tidak ada satu pun orang yang sama dengan diri kita, itu adalah rahmat tersembunyi, karena seperti yang tadi disebutkan, hidup ini tentu akan menjadi sangat membosankan jika hanya berisi orang-orang yang semuanya sama persis dengan diri kita.

Satu ujian meyakinkan untuk menjadi dewasa dalam hidup adalah dengan menyukai dunia dan orang-orang di dalamnya seperti apa adanya mereka sekarang. Dunia ini tidak sempurna. Begitu juga dengan kita; tidak sempurna. Namun, lebih baik kalau kita menerima hal ini, karena inilah satu-satunya dunia yang kita miliki.

Karena masing-masing orang tidak sama dan berbeda, tentu wajar saja kalau kadang kala kita mengalami suatu perbedaan pendapat, perbedaan pandangan, juga perbedaan nilai-nilai yang diyakini.

Kehidupan kita ini tidak pernah steril dari masalah atau persoalan. Bahkan untuk hal-hal kecil semacam kritikan dari seseorang pun terkadang, bahkan sering, menjadikan hidup kita terasa terganggu. Ada cukup banyak orang yang tidak enak makan sampai berhari-hari dan tak bisa tidur tenang sampai beberapa malam hanya karena kritikan dari orang lain.

Bagaimana menghadapi kritik secara sehat?

Kita bisa menanyakannya pada Epictetus, filsuf Romawi yang terkenal kebijaksanaannya itu. Epictetus menyarankan, “Apabila seseorang mengkritikmu, langsung katakan bahwa pendapatnya benar. Katakan pula bahwa seumpama orang itu tahu persis masalahnya, dia akan melancarkan kritik lebih banyak.”

Orang-orang yang melontarkan kritik kepada kita pada hakikatnya adalah para pengawal jiwa kita, yang bekerja tanpa bayaran. Karena kritikan merekalah, kita menjadi menyadari beberapa kekurangan kita, meskipun mungkin kesadaran itu muncul dengan sedikit rasa dongkol.

Tetapi, salah satu tanda paling meyakinkan untuk watak yang baik adalah kemampuan seseorang menerima kritik tanpa reaksi negatif kepada orang yang melontarkannya. Dan cara paling sehat untuk menutup mulut para pengkritik dan tidak membuang-buang waktu serta energi adalah dengan mengiyakan mereka, dan melanjutkan hidup kita sendiri.


 
;