Selasa, 08 Maret 2011

Daur Hidup, Alur Waktu

Hidup itu seperti koin. Kau bisa membelanjakannya
seperti yang kau inginkan, tetapi ingat, itu hanya sekali saja.
Lillian Dickson


“Alangkah indahnya kehidupanku,” kata Sidonie Gabrielle Colette, novelis Prancis, “aku hanya menyayangkan mengapa aku tidak menyadarinya lebih dini.”

Kehidupan ini begitu indah, dan menyenangkan. Alasan mengapa Tuhan memberikan kehidupan kepada kita, salah satunya untuk menyadarkan kita bahwa hidup ini indah. Namun sayangnya, kita sering kali tak mampu memahami keindahannya.

Saat masih anak-anak, kita berharap agar cepat besar dan menjadi remaja. Saat berangkat remaja, kita ingin cepat matang untuk menjadi dewasa. Ketika dewasa, kita buru-buru menjadi orang tua. Dan setelah menjadi orang tua... kita ingin kembali menjadi remaja, bahkan anak-anak.

Waktu berlalu, dan memang mudah sekali untuk menyia-nyiakan hidup; hari-hari kita, jam-jam kita, menit-menit kita. Mudah sekali untuk sekadar ada dibanding untuk benar-benar hidup. Padahal misi kita di dunia ini, kalau kita mau menerimanya, adalah untuk tidak sekadar ada, melainkan untuk hidup.

Syair Sanskerta menyanyikan, “Setiap hari ini yang dijalani dengan baik, membuat hari kemarin bagai mimpi yang membahagiakan, dan hari esok penuh harapan. Karena itu, jagalah satu hari ini, karena dia dan hanya dialah kehidupan.”

Apakah kita mencintai kehidupan? Kalau ya, dengarkan nasihat George Bernard Shaw yang bijak itu, “Jangan menyia-nyiakan waktu, karena waktulah yang menciptakan kehidupan.”

Apakah kita ingin mengetahui nilai waktu satu tahun? Tanyakan pada seorang siswa yang gagal dalam ujian kenaikan kelasnya.

Untuk mengetahui nilai waktu satu bulan? Tanyakan pada seorang ibu yang melahirkan bayi prematur.

Untuk mengetahui nilai waktu satu minggu? Tanyakan pada editor majalah mingguan.

Untuk mengetahui nilai waktu satu hari? Tanyakan pada seorang buruh harian yang punya enam anak untuk diberi makan.

Untuk mengetahui nilai waktu satu jam? Tanyakan pada kekasih yang tengah menantikan waktu bertemu.

Untuk mengetahui nilai waktu satu menit? Tanyakan pada seseorang yang ketinggalan pesawat.

Untuk mengetahui nilai waktu satu detik? Tanyakan pada orang yang selamat dari kecelakaan.

Untuk mengetahui nilai waktu satu milidetik? Tanyakan pada seorang yang memenangkan medali di Olimpiade.

....
....

“Manusia yang berani membuang satu jam waktunya,” kata Charles Darwin, “berarti ia belum menemukan nilai kehidupan.”

 
;