Selasa, 29 Maret 2011

The Power of Dream (1)



Tak akan ada yang terjadi kecuali diawali dengan impian.
(Carl Sandburg)

Dapatkah kau membayangkan kehidupan ini
akan seperti apa jadinya jika kita tidak bisa bermimpi?
(Bob Urichuck)


Apakah kekuatan terbesar di muka bumi ini yang telah mampu mewujudkan banyak hal yang sebelumnya telah dimustahilkan?

Impian.

Impianlah yang telah menggerakkan manusia hingga menjadi pekerja mukjizat, impianlah yang telah menyelesaikan begitu banyak persoalan yang dihadapi manusia dalam kehidupan. Impianlah yang menjadi gerak denyut nadi dan detak jantung hidup dan kehidupan umat manusia.

Apa yang bisa dilahirkan dalam hidup ini tanpa impian…?

Semua pencapaian dan prestasi yang pernah diukir manusia di muka bumi semuanya berawal dari impian. Tidak ada yang terjadi tanpa adanya impian. Dan memang selalu berbeda antara orang yang memiliki impian dan yang tidak. Ingat, impian bukanlah angan-angan kosong sebagaimana orang memandangi asap rokok yang kemudian lenyap dari pandangannya. Impian adalah suatu refleksi ke depan tentang sesuatu yang dituju, sesuatu yang ingin dilakukan, sesuatu yang ingin diraih.

Orang yang memiliki impian selalu memandang hidup sebagai petualangan mengasyikkan, seperti seorang pendaki yang tahu meski gunung itu tinggi namun ia yakin akan mampu mencapai puncaknya. Ia menyadari sepenuhnya bahwa mencapai puncak sukses dalam kehidupan bukan pekerjaan ringan sebagaimana mencapai puncak gunung juga bukan pekerjaan yang mudah dilakukan. Selalu ada hambatan. Selalu ada rintangan. Selalu ada jalan setapak yang setiap saat bisa menggelincirkan langkahnya, dan bahkan melemparkan tubuhnya ke jurang menganga.

Namun seorang pemimpi tahu bahwa segala hambatan dan rintangan pasti bisa dilaluinya dengan tegar, sebagaimana seorang pendaki tahu bahwa setiap hambatan menuju puncak dapat ditaklukkan.

Lebih dari itu, seorang yang memiliki impian meyakini bahwa semua cobaan, rintangan, dan halangan, yang mencoba menghambat kehidupannya tidak akan lagi terasa sebagai penderitaan ketika impian telah mewujud menjadi kenyataan, sebagaimana juga pendaki sangat yakin bahwa semua lelah dan perjuangan mendaki tidak akan terasa lagi begitu sampai di puncak gunung dan memandang ke bawah, dan melihat betapa tingginya mereka telah mendaki…

Kebahagiaan saat berhasil menaklukkan puncak gunung menjadikan semua rasa lelah dan kepayahan saat mendaki menjadi terlupa, dan kebahagiaan saat berhasil mewujudkan impian menjadi kenyataan juga menjadikan semua rasa letih perjuangan dan kerja keras siang malam menjadi terlupa. Tak ada yang lebih indah di dunia ini selain ketika melihat impian kita terwujud menjadi kenyataan.

Sebaliknya, orang yang tidak memiliki impian apa pun dalam hidupnya cenderung statis dalam menjalani kehidupan. Kehidupan bagi mereka tidak lebih hanya sebagai ritualitas, rutinitas yang terkadang menjadi sangat membosankan.

Mereka tak memiliki tujuan apa pun selain hanya menjalani hidup, mereka tak memiliki impian apa pun yang ingin diwujudkan, hingga hari demi hari mereka lalui tanpa ada apa pun yang ingin dicapai. Semuanya begitu rutin, semuanya berjalan tanpa gairah sebagaimana yang dirasakan orang-orang yang memiliki impian.


 
;