Selasa, 01 Juli 2025

Tidak Usah Pedulikan Nasihat Orang yang Tidak Peduli Masalahmu

Ada orang-orang yang sepertinya hobi menyemburkan nasihat kepada kita, tapi tidak pernah peduli apa masalah kita. Mereka hanya menyampaikan aneka nasihat yang mereka anggap benar, tapi tidak memahami apa yang sebenarnya terjadi. Itu persis seperti dokter memberi resep obat, tanpa tahu apa penyakit pasiennya.

Sebelum memberi resep obat, dokter tentu akan menanyakan terlebih dulu apa keluhan kesehatan pasiennya, lalu melakukan pemeriksaan intensif, dan, setelah tahu apa masalah si pasien, dokter baru memberikan resep obat. Hasilnya, pasien sembuh dari penyakitnya.

Pasien biasanya memiliki keluhan berbeda-beda, dan dokter pun memberikan resep obat yang berbeda. Sungguh konyol kalau ada dokter yang, misalnya, meyakini satu obat tertentu dapat menyembuhkan segala macam penyakit, lalu memaksakan obat itu pada semua pasien yang memiliki masalah kesehatan berbeda-beda.

Semua dokter pasti tahu, tidak ada obat ajaib yang bisa menyembuhkan segala jenis penyakit. Satu jenis obat mungkin bisa menyembuhkan satu atau dua jenis penyakit, sementara penyakit lain membutuhkan obat lain. Ini hal sederhana yang tentu kita semua sudah tahu.

So, nasihat serupa dengan obat. Jika diberikan secara tepat untuk masalah yang tepat dan dengan dosis yang tepat, nasihat akan benar-benar bermanfaat, khususnya bagi si penerima nasihat. Agar nasihat bisa tepat untuk penerimanya, kita harus tahu lebih dulu apa masalah orangnya.

Masalah—dan kepribadian—setiap orang berbeda-beda. Satu nasihat yang mungkin tepat untuk satu orang, belum tentu akan tepat pula untuk orang yang lain. Sebelum memberi nasihat, cari tahu dulu apa masalahnya, lalu sampaikan nasihat yang tepat, dengan dosis yang tepat, dan cara yang tepat.

Karena nasihat serupa obat. Jika diberikan dengan tepat dan dengan dosis yang tepat, ia bisa menyembuhkan. Tapi jika diberikan secara tidak tepat, apalagi sampai berlebihan, obat bisa mematikan. Orang bisa mati karena obat, begitu pun orang bisa muak karena nasihat.

Obat itu baik, asal diberikan secara tepat, dengan dosis yang tepat. Tapi obat bisa menjadi racun, jika diberikan secara tidak tepat atau berlebihan. Tanyakan pada dokter atau ahli kesehatan mana pun, dan mereka akan membenarkan kata-kata ini. Dan, begitu pula dengan nasihat.

Orang yang kesibukannya ngasih nasihaaaaat melulu, itu sama seperti orang yang menyodor-nyodorkan obat pada siapa pun, tapi sebenarnya tidak tahu apa masalah orang per orang yang ia sodori obat. Ia hanya sok tahu, merasa tahu masalah orang lain, lalu sok pintar memberi nasihat, padahal tidak tahu apa-apa tentang orang yang ia nasihati. 

Ada yang lebih penting dari sekadar menasihati orang lain. Yaitu menasihati diri sendiri.

Sekte Sesat

Zaman SMA dulu, di kota saya ada tren yang aneh, yaitu—apa istilah yang tepat, ya?—eksistensi geng. Jadi, pada masa itu, di mana-mana ada grafiti yang “memperkenalkan” nama geng si pembuat grafiti. Ada geng, misalnya, bernama Alpaz, dan grafiti “Alpaz” muncul di mana-mana, di berbagai tembok, reruntuhan dinding, pintu-pintu toko, dan lain-lain. Grafiti itu sangat jelas dibuat menggunakan cat semprot.

Selama waktu-waktu itu, ke mana pun saya pergi selalu menjumpai grafiti dari cat semprot dalam aneka warna. Diam-diam saya menghafal beberapa nama geng yang sering saya jumpai di coretan grafiti, di antaranya Sloven, Anjal, Kizruh, sampai Sekte Sesat. 

Waktu itu, saya berpikir “Sekte Sesat” adalah nama geng paling menakutkan yang pernah saya temukan grafitinya. Sampai kemudian saya menemukan yang lebih menakutkan ...

... yaitu Sekte Sesat Pemuja Psikopat.

Hal-hal Kecil

Ketika memikirkan betapa besarnya implikasi dari hal-hal kecil, aku jadi tergoda untuk berpikir bahwa sebenarnya tidak ada hal-hal kecil.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 10 Maret 2012.

Menikah dan Beli Gundam

Orang sudah menikah, bahkan sekadar beli gundam saja repotnya sampai segitu. Itu pun yang punya uang (dengan bukti bisa dolanan gundam). Apalagi sudah menikah dan tidak punya uang, kayak apa lagi dah repotnya.

"Tapi menikah akan melancarkan rezeki..."

Katakan itu pada istrimu!


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 18 Maret 2019.

Sendirian dan Kekuasaan

Selamat malam Minggu, Tuhan. Sendirian kadang menunjukkan kekuasaan.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 23 Februari 2012.

Perumahan Khusus Lajang

Di Swedia, ada perumahan khusus untuk kaum lajang—masing-masing rumah hanya diisi satu orang yang melajang, dan tidak ada orang berkeluarga (punya pasangan dan anak-anak). Kalau kalian tahu ada hal semacam itu di Indonesia, tolong kabari aku, ya. Mungkin aku akan pindah ke sana.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 24 Maret 2019.

Mau Tidur Sore

Mau tidur sore, biar kayak orang yang hidupnya biasa-biasa saja.

*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 11 April 2019.

Lagi Musim

Kayaknya lagi musim orang meriang.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 20 Maret 2019.

Ingin Dibina

Cuacanya benar-benar membuatku ingin ((( d i b i n a ))) sama mbakyuku. #Apeu


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 24 Maret 2019.

Di Rumah yang Hening

Yang tertinggal hanya gambarmu di meja kamarku
Ditemani dua puisi tentang lara hati

Engkau adalah yang terindah sepanjang hidupku
Luka meruah, semua telah berlalu

Yang tersisa rinai tawamu di sudut benakku
Seperti kau masih di sini, larut di pelukku

—Katon, Lara Hati

Jam segini, di rumah yang hening, mendengarkan lagu-lagu Katon Bagaskara rasanya sangat menyenangkan.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 29 Maret 2019.

 
;