Senin, 07 November 2011

Ternyata Telkomsel Memang Brengsek!

Kami menyatakan peringkat teratas operator telekomunikasi se-Indonesia
dengan jumlah keluhan konsumen terbanyak adalah Telkomsel.
Ketua Lisuma, dalam Media Indonesia


Satu minggu yang lalu, saya kira Telkomsel telah memperbaiki layanan internetnya, sehingga saya pun menulis posting yang menjelaskan hal itu, sebagai bentuk kejujuran saya pada para pembaca blog ini, juga kepada Telkomsel. (Silakan lihat post ini). Tapi ternyata saya keliru. Telkomsel tetap saja bosok seperti sebelumnya! Bahkan sekarang kebosokan itu tambah parah, sehingga saya perlu menulis post ini.

Ini masih seputar layanan internet SimPATI Fun Night, yang iklannya terus digembar-gemborkan tapi ternyata kualitasnya amat sangat menjengkelkan sekaligus merugikan pelanggan. Seperti yang sudah saya janjikan pada posting sebelumnya, saya akan terus menulis keluhan terbuka di blog ini, selama Telkomsel belum membenahi layanannya, sehingga pelanggan terus-menerus dirugikan.

Sejak seminggu yang lalu, terhitung sejak saya menulis post Oke, Ini Tentang Telkomsel, layanan internet SimPATI kembali bosok seperti semula. Setiap kali saya melakukan download, setiap kali pula proses download itu terputus di tengah jalan. Tingkat kegagalan download yang saya alami bahkan jauh lebih parah dibanding waktu-waktu sebelumnya.

Jika dulu proses download sering kali terhenti ketika memasuki 70-an MB, sekarang proses download itu terhenti secara acak. Kadang memasuki 120-an MB, kadang ketika sampai 200-an MB, kadang pula gagal ketika proses download itu seharusnya sudah selesai beberapa MB lagi. Jadi, tingkat kerugian yang saya alami gara-gara kebosokan layanan internet SimPATI kali ini jauh lebih besar dibanding sebelum-sebelumnya.

Sebagai contoh, coba lihat di bawah ini (klik untuk memperbesar).



Pada ilustrasi di atas, saya men-download data sejumlah 251 MB. Ketika proses download itu mulai berlangsung, semula lancar-lancar saja. Tetapi tiba-tiba proses download itu berhenti ketika memasuki 94% (235,94 MB). Artinya, kuota sejumlah 235,94 MB hilang sia-sia karena proses download gagal di tengah jalan. Dan hal semacam itu terjadi berpuluh-puluh kali. Saya ulangi, BERPULUH-PULUH KALI.

Kadang proses itu berhenti ketika memasuki 85%, kadang pula berhenti ketika mencapai 98%. Jadi sekarang kita bisa melihat sebanyak apa kerugian yang saya alami akibat bosoknya layanan internet SimPATI. Ini jelas-jelas layanan dengan tingkat kebrengsekan yang amat parah, sekaligus amat sangat merugikan!

Jika tingkat kegagalannya satu banding sepuluh, atau setidaknya dua banding sepuluh, itu masih bisa dimaafkan, atau setidaknya dimaklumi. Tetapi yang terjadi pada SimPATI benar-benar di luar kewajaran semacam itu. Untuk setiap sepuluh upaya download yang saya lakukan, hanya satu yang berhasil, sementara sembilan lainnya gagal. Jika dirata-rata, untuk setiap kuota 1 GB yang telah saya bayar, hanya 0,1 GB (100 MB) yang dapat saya peroleh. Apa yang lebih brengsek dari ini…???

Tetapi kebrengsekan Telkomsel SimPATI tidak berhenti di situ. Dalam tiga hari terakhir, tidak ada satu pun proses download yang saya lakukan bisa berhasil, alias SEMUANYA GAGAL. Dalam puluhan kali upaya download yang saya lakukan, tidak ada satu pun yang berhasil. Kesimpulannya, Telkomsel SimPATI telah sampai pada tingkat kebrengsekan yang tak termaafkan, yang jelas-jelas sangat merugikan pelanggan!



Proses download berhenti saat memasuki 73%.
(Data yang di-download 251 MB)




Proses download berhenti saat memasuki 88%.
(Data yang di-download 251 MB)

Yang lebih menjengkelkan lagi, tingkat kecepatan download yang diberikan benar-benar jauh dari yang mereka iklankan. Di dalam iklan, mereka menjanjikan bahwa kecepatan download mencapai 2 Mbps. Dalam kenyataan, tingkat kecepatannya jauh dari itu. Kadang-kadang memang mencapai 2 Mbps, tetapi sering kali di bawah 1 Mbps. Sebagai pelanggan, saya tidak hanya merasa telah dirugikan, tetapi juga telah dibohongi!

Sampai di sini, mungkin ada pembaca yang berpikir, “Yeah, kalau memang SimPATI Telkomsel benar-benar brengsek semacam itu, bagaimana kalau pindah saja ke operator lain yang lebih baik?”

Sekilas, itu memang terdengar praktis. Tinggalkan saja si Brengsek ini, dan ganti operator lain yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab. Tetapi jika itu yang saya lakukan, maka saya benar-benar pecundang!

Jika saya berhenti menggunakan layanan internet SimPATI sekarang, maka itu sama saja melepaskan mereka dari tanggung jawab yang seharusnya mereka berikan kepada pelanggannya. Sebagai pelanggan, saya telah merasa amat sangat dirugikan oleh layanan mereka. Jika saya berhenti sekarang, maka Telkomsel akan terus melenggang santai dalam merugikan pelanggan lainnya.

Tidak, saya akan tetap menggunakan layanan internet SimPATI, agar saya memiliki alasan serta dasar hukum yang kuat dalam melancarkan protes terbuka seperti ini. Lebih dari itu, saya juga ingin membuktikan kepada Telkomsel SimPATI bahwa tidak semua pelanggan mereka dapat dirugikan dan dipecundangi secara mudah. Selama mereka masih merugikan pelanggannya, saya tidak akan berhenti menulis keluhan terbuka—sampai kapan pun.

Jika keluhan saya di blog ini tidak juga mendapatkan tanggapan baik dalam bentuk perbaikan layanan mereka, maka saya akan melangkah lebih jauh, yakni mulai menuliskan persoalan ini di berbagai media massa—baik cetak maupun elektronik—agar semakin banyak yang membacanya. Menulis adalah makanan pokok saya, dan media massa adalah kandang tempat saya bermain sehari-hari. Karenanya, seperti yang dikatakan Hannibal Lecter, “Kau ingin menari dengan iblis? Ayo menari!”

Saya tidak memaksudkan catatan ini sebagai gerakan global atau universal, ini adalah bentuk protes seorang pelanggan yang terus-menerus dirugikan oleh perusahaan yang selama ini gembar-gembor sebagai yang terbaik dan terbesar di Indonesia. Saya ingin tetap percaya kepada Telkomsel, karena itu saya ingin tetap menjadi pelanggannya. Tetapi, Telkomsel juga harus membuktikan bahwa mereka memang “terbaik dan terbesar”, sekaligus layak dipercaya.

Selama mereka masih melakukan penipuan dan kecurangan, maka saya juga tidak akan berhenti menulis protes dan keluhan. Semakin lama mereka merugikan pelanggannya, semakin banyak pula iklan buruk yang akan saya tulis untuk mereka. Kalau mereka merasa bisa seenaknya sendiri pada pelanggan, maka saya juga akan membuktikan bahwa pelanggan juga bisa berlaku sama pada mereka.

Bocah TK pun tahu, kalau kau menjanjikan sesuatu tapi mengingkari janjimu, maka itu adalah penipuan. Kalau pelanggan sudah membayar tapi kau tidak memberikan sesuai dengan yang mereka bayar, maka itu adalah kecurangan. Dan…

Untuk setiap usaha yang dibangun dengan merugikan sesama manusia,
sebuah tempat di neraka telah disiapkan untuknya.
Aristoteles

 
;