Rabu, 20 September 2023

Tawaran Tolol Brand Kere

QRT ini dengan tawaran collab tolol khas brand kere banyak mau
—@txtdrdigital


Ini mungkin OOT, tapi masih related. 

Seorang pemilik media online ingin bertemu denganku untuk menanyakan sesuatu. Tapi bukannya menghubungiku baik-baik, malah menyuruh teman-temannya di Twitter untuk mengganggu dan menyerangku.

Mengapa ada orang sesinting itu? Menurutku sederhana saja; modus yang dia lakukan khas orang insecure. Karena dia tidak pede menghubungiku, dia mencari cara agar aku yang menghubunginya. 

Ciri khas orang insecure adalah megalomaniak—benar-benar tepat menggambarkannya.

Andai dia menghubungiku baik-baik, dan ngomong to the point, “Aku ingin bertemu denganmu untuk membicarakan beberapa hal,” maka aku akan pesan travel, dan datang ke tempatnya—sendirian. 

Tapi, mengutip tweet yang ku-quote tadi, dia “khas brand kere [tapi] banyak mau.”


Selalu hati-hati di dunia maya, guys. Kita tidak bisa yakin mana orang yang benar-benar baik, dan mana yang sebenarnya jahat.

So, fellas, jika kalian punya kepentingan dan ingin bertemu denganku, jangan gunakan cara yang rumit dan berbelit-belit—gunakan saja cara yang mudah, sederhana, dan membuat kita sama nyaman. Langsung hubungi aku secara baik-baik, sampaikan maksudmu, dan aku akan datang menemuimu.

Simpel, mudah, sederhana, dan tidak banyak drama! Wong ada cara yang jelas-jelas mudah, malah pakai cara-cara yang rumit dan menimbulkan masalah!


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 4 Juli 2023.

Quarter Life Crisis

Quarter life crisis paling berat bukan di umur 18 hingga 30 tahun, tapi saat berusia 9.736 tahun. Homo sapiens tidak mengalaminya, tentu saja.

Sebagai bocah, aku sering berpikir... jika seorang manusia bisa mengumpulkan seluruh pengetahuan yang ada di muka bumi, dan “memampatkan” semua hal itu dalam pikirannya, lalu dia mengkristalkannya dalam satu kesimpulan... apa kira-kira kesimpulannya?

Itulah quarter life crisis paling berat yang bisa dibayangkan. Quarter life crisis selalu soal eksistensi; arti keberadaan kita di dunia ini. Dan jika seseorang punya kesempatan menjalani hidup sampai ribuan tahun, dia akhirnya tahu apa sebenarnya arti eksistensi.

Dan apa sebenarnya arti eksistensi? Nothing. Ketiadaan. 

Semakin lama kita hidup—dan semakin bisa berpikir matang—kita akan semakin menyadari kenyataan ini. Semakin banyak pengetahuan yang kita kumpulkan, semakin terbuka mata kita pada “ketiadaan”. 

Manusia cenderung berpikir tentang eksistensi dirinya, karena sejak awal berpikir bahwa dunia ini ada untuk mereka. Yang tidak sempat mereka pikirkan adalah... apakah benar begitu kenyataannya?

Mbakyu di WhatsApp

Seorang bocah yang tidak pernah pakai WhatsApp (WA) tiba-tiba bercerita kalau dia kini pakai WA.

“Jadi mulanya aku iseng instal WA,” ceritanya. “Setelah terinstal, aku iseng buka-buka WA di ponselku. Kan nama-nama di phonebook yang pakai WA akan terdeteksi otomatis, tuh. Jadi aku tahu siapa-siapa aja yang pakai WA dan siapa yang enggak. Nah, waktu aku scroll nama-nama itu, ada nama mbakyuku.”

Saya mulai tertarik, “Jadi, karena itu kamu pakai WA?”

“Nggak juga,” sahutnya. “Sebenarnya aku udah tahu sejak lama kalau mbakyuku pakai WA. Yang baru aku tahu, ternyata foto dia di WA tuh cantik banget. Jadi aku suka buka-buka WA, karena ingin lihat mbakyuku.”

Lalu saya ikut pakai WA.

Hari yang Biasa-biasa Saja

"Kenapa kamu suka ngetwit harimu biasa-biasa saja?"

"Wong nyatanya memang hariku biasa-biasa saja. Apa aku kudu ngapusi kalau hariku begitu indah dan bla-bla-bla?"


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 22 Maret 2019.

Tidak Memahami

Anak-anak tidak akan memahami orang tua, sampai mereka menjadi orang tua. Dan ketika mereka menjadi orang tua, para orang tua telah tiada.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 24 September 2012.

Drama Malam

Seumur hidup aku mengejar kebebasan, dan sekarang kau datang membawakanku kurungan? #DramaMalam


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 24 September 2012.

Bahasa adalah Soal Kenyamanan

Kata-kata mutiara hari ini, "Entah kenapa, aku nggak pede kalau nulis pakai bahasa Indonesia." (Seorang teman, yang hidupnya di Indonesia)

Ya, ya, bahasa Indonesia memang lebih "belibet" dibanding bahasa Inggris, ya? Dalam bahasa Inggris, "You" sudah mewakili semua kata ganti orang kedua tunggal. Sedang dalam bahasa Indonesia, ada "kamu", "Anda", "lu", "kau", bahkan kadang "sampeyan" dan "panjenengan", dll.

Dalam bahasa komunikasi, bahasa Inggris memang lebih mudah digunakan, karena kita bisa "menggeneralisir" lawan bicara kita. Semuanya "you".

Well, bahasa memang soal kenyamanan. Aku sendiri sih kurang nyaman berbahasa Inggris, jika yang diajak bicara bisa berbahasa Indonesia.

Rasanya kok aneh kalau kami ada di Indonesia, dan masing-masingnya bisa berbahasa Indonesia, tapi berkomunikasi memakai bahasa Inggris.

Dan mengenai bahasa Indonesia yang "belibet" seputar kata ganti orang kedua, kupikir itu memang cara bangsa kita menghormati lawan bicara.

Sekali lagi, bahasa adalah soal kenyamanan. Bahkan dalam penggunaan bahasa Indonesia pun, ada yang nyaman menggunakan bahasa baku, ada pula yang lebih nyaman menggunakan bahasa nonbaku atau bahasa gaul. Bagiku tak masalah, karena itu soal kenyamanan masing-masing orang.

Akhirnya, jika kita yang lahir dan hidup di Indonesia sudah tidak bangga berbahasa Indonesia, lalu siapa yang akan bangga menggunakannya?


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 22 September 2012.

Pasangan yang Berbahaya

Dalam hubungan yang membutuhkan kesetiaan, pasangan yang berbahaya adalah kekasih yang mudah jatuh cinta.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 4 Januari 2012.

Klepon Seharga Rp1,7 Miliar, Cek!

Cek ndasmu.

Yang Penting

Ooh, yang penting.

Minggu, 10 September 2023

Kalau Kita Punya Kepentingan dengan Orang Lain, Kitalah yang Harus Berinisiatif

Mungkin saya kurang gaul, atau terlalu lama ngobrol dengan termos. Tapi saya sering tidak paham dengan fenomena sosial yang kadang terjadi antarmanusia—sesuatu yang sebenarnya bisa dilakukan dengan mudah, tapi jadi sulit karena rupanya ada orang-orang yang senang mempersulit diri.

Di dunia nyata, ada fenomena—yang saya anggap aneh—yang disebut catcalling. Cowok melihat cewek lewat, lalu bersiul atau melakukan/mengatakan sesuatu yang ia pikir dapat menarik perhatian si cewek. Saya tidak tahu, benar-benar tidak tahu, apa manfaat melakukan itu (catcalling)?

Apakah tujuan cowok melakukan catcalling agar bisa berkenalan dengan si cewek? Kalau memang itu tujuannya, saya pikir sangat aneh, karena itu justru cara yang sulit. Wong ingin kenalan saja sampai pakai aksi catcalling yang jelas akan membuat si cewek tidak nyaman dan justru tak tertarik.

Kalau memang ingin kenalan dengan seorang cewek, jauh lebih mudah mengatakannya langsung, dengan sopan, jelas, dan memastikan pada si cewek bahwa kita ingin kenal dengannya. Simpel, sederhana. 

Kalau si cewek tidak mau kenalan denganmu, yo wis—lanjutkan hidupmu sendiri.

Itu fenomena di dunia nyata yang dulu sering saya temui. Betapa untuk menarik perhatian atau ingin kenalan saja, seseorang sampai melakukan hal sulit dan bikin tak nyaman (catcalling), padahal ada cara yang lebih mudah dan sederhana, yaitu mengajak kenalan langsung dengan sopan.

Di dunia maya, fenomena sosial semacam itu rupanya juga ada, meski dalam bentuk lain. Orang-orang melakukan aneka hal sulit yang bahkan kadang membuat diri mereka frustrasi, hanya untuk menarik perhatian seseorang... padahal ada cara yang lebih mudah dan sederhana.

Contoh, Si A ingin kenal dengan Si B. Tapi Si A berharap Si B yang mengajak kenalan. 

Si A ingin dekat dengan Si B. Tapi Si A berharap Si B yang mendekati. 

Si A ingin menjalin hubungan dengan Si B, tapi Si A berharap Si B yang menunjukkan inisiatif. 

Itu piye, kalau dipikir-pikir?

Dalam perspektif saya, jauh lebih mudah kalau Si A yang berinisitif, karena dialah yang punya keinginan/kepentingan. Inisiatif—melakukan langkah yang dirasa baik dan wajar—adalah kewajiban siapa pun yang punya keinginan, khususnya keinginan di antara sesama manusia.

Ini tak jauh beda dengan, misalnya, kita punya hajatan dan berharap para tetangga datang untuk meramaikan. Kita tidak bisa cuma duduk diam dan menunggu tetangga berdatangan. Kita harus berinisiatif, mengundang mereka baik-baik, hingga mereka juga datang dengan nyaman.

Kalau Si A tertarik dan ingin dekat dengan Si B, maka Si A yang harus punya inisiatif—tidak bisa dibalik! Karena tidak ada jaminan Si B juga tertarik kepada Si A, hingga Si A tidak bisa mengandalkan kalau Si B yang akan berinisiatif. Menurut saya, ini urusan yang sangat sederhana.

Kalau saya tertarik pada seseorang—dan “tertarik” di sini bermakna universal—saya akan mengatakannya langsung pada pihak bersangkutan. Jika responsnya positif, saya akan melanjutkan. Jika responsnya negatif, saya akan berhenti. Simpel, mudah, dan semua pihak tetap nyaman.

Begitu pun kalau tertarik secara personal pada wanita, misalnya, saya akan berinisiatif, mencoba mendekati. Jika responsnya baik, saya akan melanjutkan. Jika responsnya buruk, atau tidak ada respons, saya akan berhenti. Saya tidak ingin membuat dia tidak nyaman, juga tak ingin menyiksa diri sendiri.

Karena itulah, saya tidak paham dengan fenomena sosial—di dunia nyata maupun di dunia maya—yang kadang dilakukan orang-orang di sekeliling kita. Mereka punya keinginan atau kepentingan pada orang lain, tapi justru berharap orang lain yang punya inisiatif terkait keinginan mereka. Itu piye?

Berusaha menarik perhatian orang lain dengan tujuan agar orang itu tertarik kepada kita—dalam apa pun bentuknya—tak jauh beda dengan perilaku catcalling. Itu tidak sopan, selain juga mengganggu dan membuat orang lain tidak nyaman. 

Kepala Cupu, Si Pelindung Pemerkosa

Memperkosa itu kejahatan, melindungi pemerkosa sama kejahatan. Oh, well, Kepala Cupu! Dan itu baru satu di antara setumpuk kejahatan lain yang dia lakukan. Pantas sangat khawatir dan ketakutan ketika ada yang tahu kejahatan-kejahatannya, sampai berusaha memfitnahnya.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 22 Agustus 2023.

Cewek Berdandan untuk Siapa?

KATANYA CEWEK BERDANDAN DAN BERPENAMPILAN CANTIK UNTUK KESENANGAN DIRI SENDIRI? GILIRAN COWOKNYA DIANGGAP GAK MATCHING, JADI NGAMBEK. LHA KALAU MEMANG BERDANDAN UNTUK DIRI SENDIRI, YA GAK USAH NGERIBUTIN COWOKNYA. YANG PENTING KAMU PUAS DENGAN DANDANANMU SENDIRI. BUKANNYA GITU?

Kalau punya pasangan, aku juga punya aturan penting dalam berpenampilan: JANGAN BERDANDAN/BERPENAMPILAN YANG TERLALU MENCOLOK ATAU MENARIK PERHATIAN! DENGAN KATA LAIN, BERPENAMPILANLAH SEDERHANA!

Aku risih kalau jalan sama cewek yang penampilannya terlalu menarik perhatian.

Well, definisi "penampilan sederhana" itu mungkin relatif, ya. Karena sederhana bagi satu orang bisa jadi gak sederhana bagi orang lain. Kalau yang kumaksud "berpenampilan sederhana" tuh kalem, tidak mencolok, dan bukan penampilan yang dimaksudkan untuk menarik perhatian orang.

Diakui atau tidak, ada orang-orang yang berpenampilan dengan tujuan menarik perhatian orang. Dan tujuannya biasanya tercapai; orang-orang memperhatikannya. Penampilan semacam itu biasanya tidak sederhana atau TIDAK KALEM, terlepas seperti apa pun yang dikenakannya.


*) Ditranksrip dari timeline @noffret, 26 Mei 2019.

Mengapa Pria Memelihara Cambang?

Manusia, khususnya pria, bisa hidup tanpa cambang. Tapi mengapa mereka memelihara, bahkan menumbuhkannya? 

Jawaban berdasarkan penelitian: Jika di suatu tempat terdapat persaingan tinggi para pria dalam mendapatkan wanita, di situ ada lebih banyak pria yang menumbuhkan cambang!

Secara biologis, rata-rata pria berpikir bahwa tubuh mereka harus jauh lebih berotot daripada yang diharapkan wanita, sementara rata-rata wanita percaya bahwa mereka harus lebih kurus dan mengenakan riasan wajah lebih banyak daripada yang sebenarnya diharapkan oleh pria.

Sebagai pria, setidaknya, sekarang aku paham kenapa banyak wanita yang sangat suka memakai riasan tebal, hingga menutupi kecantikan asli mereka.

Tampaknya, pria dan wanita punya definisi berbeda terkait "cantik", dan rata-rata wanita mengidentikkan cantik dengan riasan tebal.


*) Ditranksrip dari timeline @noffret, 20 Mei 2019.

Lagi Ngerasain

Siapa bilang pikiran nggak ngaruh ke tubuh? Kalau pikiranmu sakit, atau lagi stres, tubuhmu akan mengikuti. Percaya aja! #LagiNgerasain

Makanya dari tadi aku rajin nge-tweet. Soalnya lagi gak enak badan, akibat pikiran lagi gak sehat, jadi males mau ngapa-ngapain. #MaininHP


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 17 September 2012.

Hidup, Akhirnya Kupikir

Hidup, akhirnya kupikir, bagaimana cara kita memandangnya. Tak peduli seindah apa pun, tetap saja tampak suram kalau kita sedang berduka.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 19 September 2012.

Kegelapan

Kegelapan adalah sinar terang yang tertunda, karena seusai malam selalu terbit cahaya.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 26 September 2012.

Mau Andub Lagi

Ora sudi.

Penginnya Cepat-cepat

Barusan dengar orang berkata ke temannya, "Aku penginnya cepat-cepat lebaran, terus cepat-cepat hari biasa lagi. Biar kehidupan berjalan normal seperti biasa."

Jangan-jangan banyak orang yang berpikiran sama.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 27 Mei 2019.

Gahgaho

Iyo.

Jumat, 01 September 2023

Curut EA: Pecandu Togel yang Licik, Manipulatif, Busuk, dan Menjijikkan

Gue kira, Narkoba tuh efeknya buat sekitar udah paling bahaya. Ternyata kecanduan judi slot lebih bahaya. Otaknya jadi gak waras, manipulatif agar bisa dapet duit, berani melakukan hal2 kriminal agar bisa depo, terus gak mati2 karena fisiknya sehat. Jadinya efeknya makin awet. —@shitlicious


Itu benar. Orang yang kecanduan judi bahkan sampai memanipulasi dan mengorbankan teman-temannya sendiri demi memenuhi kecanduannya berjudi.

Ada orang kecanduan judi yang melakukan serangkaian kejahatan yang sangat licik dan menjijikkan, dengan mengorbankan dan memanipulasi orang-orang lain, bahkan teman-temannya sendiri. Lalu ketakutan saat ada orang akan membongkar kebusukannya, lalu berusaha memfitnah orang itu.

Ah, ya, kemungkinan besar kalian mengenal orang licik dan busuk itu, karena dia aktif di internet—termasuk di Twitter—kelihatan ramah, sebegitu ramah sampai banyak orang tidak sadar ketika dimanipulasi olehnya, hingga mau melakukan hal-hal tolol yang diinginkannya.

Kelihatan ramah, tapi toksik dan megalomaniak. Andai hidupnya tidak ditopang perusahaan rokok di belakangnya, dia cuma bapak-bapak pecandu togel biasa. Setepatnya, bapak-bapak pecandu togel yang licik, manipulatif, busuk, dan menjijikkan!


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 12 Agustus 2023.

Kamis adalah Hari yang Biasa-biasa Saja

Tahu-tahu sudah Kamis lagi.

Omong-omong soal hari Kamis...

Sambil nunggu udud habis.

Ada orang—atau sebagian orang—yang menyebut Kamis sebagai “hari berkah”, misal karena di hari itu mereka kebetulan sering mendapat rezeki. Jadi, mereka pun percaya bahwa Kamis adalah “hari penuh keberkahan”. Tentu saja sah, dan kepercayaan semacam itu hak setiap orang.

Setiap orang berhak menganggap hari apa pun sebagai “hari berkah”, khususnya jika hari yang dianggap berkah itu memang memberi kebahagiaan untuknya. Orang suka punya “keyakinan” semacam itu, meski relatif dan subjektif. Tidak apa-apa, itu kecenderungan yang manusiawi.

Selama orang meyakini sesuatu dan hanya ia yakini sendiri, selama itu pula tidak masalah. Masalah mulai terjadi ketika orang—atau sebagian orang—memaksakan/mendoktrinkan keyakinannya kepada orang-orang lain, misal bahwa Kamis adalah hari berkah, dan semua orang harus percaya.

Ada orang-orang yang justru menganggap Kamis sebagai hari sial, misalnya, karena tiap Kamis selalu saja ada masalah datang. Orang-orang itu pasti akan keberatan jika diminta apalagi dipaksa untuk percaya bahwa Kamis adalah hari berkah, wong yang mereka hadapi justru sebaliknya.

Berkah, karunia, rezeki, itu sesuatu yang relatif dan subjektif—dalam arti; ketika satu orang mendapatkannya, tidak berarti semua orang pasti akan mendapatkannya pada waktu yang sama. Kalau kita mendapatkan berkah atau rezeki di hari Kamis, belum tentu orang lain sama.

Begitu pula pekan, bulan, atau tahun. Sebagian orang mungkin menganggap September adalah bulan terindah dalam satu tahun. Ya silakan, wong itu hak masing-masing orang. Yang bermasalah adalah jika memaksa semua orang untuk sama-sama meyakini keyakinan yang sama.

Kalau menurutku, September adalah bulan yang biasa-biasa saja. Itu menurutku. Kalau menurutmu beda, ya tidak apa-apa.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 30 September 2021.

Iklan Terbaik BCA

Soal satpam BCA belum rampung, ya?

Jadi ingin ikut sharing soal ini. Sambil nunggu udud habis.

Yang bagus dari BCA, menurutku, bukan cuma satpamnya. Tapi semuanya. Ini berdasar pengalaman pribadi, ya. Jadi kalau ternyata beda dengan pengalamanmu, ya harap maklum. Yang jelas, bank dengan layanan terbaik yang pernah kugunakan di Indonesia adalah BCA. #BukanIklan

Aku pernah menghubungi layanan BCA via e-mail, telepon, maupun menggunakan Twitter, dan semua layanan itu bekerja dengan baik, benar-benar membantu sampai selesai, dan aku puas. Ini, jujur saja, sesuatu yang tidak—atau belum—kudapatkan dari bank-bank lain [yang juga kugunakan].

Yang paling menakjubkan adalah saat aku datang ke kantor cabang BCA untuk mengurus sesuatu. Di bank lain (berdasar pengalaman), urusan ini butuh waktu 1-2 hari. Di BCA, seseorang langsung melayaniku, dan urusan itu selesai tanpa aku bangkit dari tempat duduk! Benar-benar efektif!

Kita akan tahu mana yang “baik dan efektif” dan mana yang “biasa-biasa saja” atau malah “mengecewakan”, jika ada perbandingan. Dan itulah yang kualami. Aku punya perbandingan—berdasar pengalaman bertahun-tahun—antara BCA dan beberapa bank lain. Menurutku, BCA yang terbaik.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 17 Oktober 2021.

Noffret’s Note: Bahwa

Di Twitter, setidaknya sudah empat kali aku mendapati video yang merekam/memperlihatkan orang akan pamer makan mi, tapi lalu mi di piringnya malah tumpah. Kenyataan ini membuatku tak habis pikir, heran, dan bertanya-tanya. 

Dan pertanyaanku sederhana: Apa manfaat melakukan itu?

Apa manfaatnya memamerkan pada orang-orang lain, bahwa kita akan/sedang makan mi? Demi Tuhan, memangnya sehebat apa makan mi, hingga kita merasa dunia perlu tahu bahwa kita melakukannya? Ada jutaan bahkan miliaran orang makan mi tiap hari, dan itu sungguh sangat... sangat biasa.

Tampaknya, manusia dilahirkan, tumbuh besar sampai dewasa, bahkan hingga tua, hanya untuk mengejar satu kata: Bahwa.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 27 Mei 2019.

Tiada

"Cinta adalah jalan menuju luka," kata seseorang. | "Cinta adalah pilihan menjadi tiada," kataku.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 19 September 2012.

Berpasangan

Ada kawinan di rumah tetangga. Dari pagi sampai sekarang suara musik dari sana tak pernah berhenti. Apa ya, hubungan kawin dengan musik?

Kalau memang semua hal saling berpasangan, berarti lawan "Royal Wedding" adalah "Tidak Royal Wedding" ya?


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 21 September 2012.

CSE Google

Ooh... CSE Google

Gak Apa-apa

Dengar tetangga ngobrol.

Tetangga 1: *semangat* Jadi, lebaran tanggal berapa, nih?

Tetangga 2: *selow* Aku mah ngikut aja. Wong gak jadi lebaran ya gak apa-apa.

Aku: Ngikik.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 3 Juni 2019.

Ita Itu

Urip kok isine ita itu.

Hidden Gem

Gem.

 
;