Kamis, 01 Desember 2022

Orang Bermuka Banyak

Don't trust a person that gossips. 
The next subject will be about you.
—@PerfectGuide_


Itu benar sekali. Orang yang suka membicarakan keburukan orang lain di belakangnya adalah orang bermuka banyak. Ia bisa menjadi apa pun, membicarakan keburukan siapa pun, termasuk memburuk-burukkanmu.

Ketika seseorang memburuk-burukkan orang lain di depanmu—dengan bisik-bisik ala rahasia—jangan buru-buru berpikir kalau kamu “orang yang dipercaya” olehnya. Karena, suatu saat, apa pun alasan dan latar belakangnya, dia akan memburuk-burukkanmu di depan orang lain.

Aku pernah mengenal orang semacam itu, bahkan sempat berteman dengannya, dan telah bersumpah tidak akan pernah mengenalnya lagi. 

Dulu, ketika dia dekat denganku, dia suka memburuk-burukkan orang lain di depanku, seolah dia orang paling mulia dan tanpa keburukan sama sekali.

Bahkan waktu itu, aku sudah menyadari. Jika dia bisa memburuk-burukkan orang lain seenaknya di depanku, dia juga pasti bisa memburuk-burukkanku di depan orang lain. 

Dan faktanya memang itulah yang terjadi. Belakangan, aku memilih menjauh, karena jijik dengan kebusukannya.

Dan kamu tahu apa yang lalu terjadi? Tepat sekali! Dia memburuk-burukkanku di depan orang-orang lain. 

Itulah orang bermuka banyak. 

Saat di depanmu, dia menjadi temanmu, sekaligus musuh orang lain. Tetapi, saat di depan orang lain, dia berubah jadi musuhmu. Itu menjijikkan.

Orang “sakit jiwa” semacam itu ada di sekitar kita, biasanya punya penampilan meyakinkan, sebagian dari mereka bahkan kerap bertingkah sok alim—misal suka menyebut “astaghfirullah” dan semacamnya. Biasanya pula, bisa mempengaruhi orang lain hingga tertipu dan terpengaruh olehnya.

Orang-orang semacam itulah yang merusak kerukunan antarteman, mengacaukan hubungan antartetangga, sekaligus benalu dalam kehidupan manusia. 

Mereka jenis orang yang merasa dirinya paling baik dan paling mulia, sementara orang lain hina semua. Padahal dirinyalah yang paling hina.

Jangan pernah percaya pada orang yang suka memburuk-burukkan orang lain secara rahasia di depanmu. Karena, kapan pun waktunya, kamulah yang akan ia buruk-burukkan di depan orang lain.

Bahkan iblis tidak melakukan perbuatan hina itu. Dia berbicara tentang Adam di depan orangnya!

Kalau kamu ingin memburuk-burukkan orang lain, lakukan secara terbuka, di depan orangnya. Agar dia bisa menjawab, sekaligus mengoreksi kesalahanmu, atau tuduhanmu yang keliru. 

Memburuk-burukkan orang lain di belakangnya adalah bukti tak terbantah kalau kamulah yang buruk.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 19 Maret 2022.

 
;