Sabtu, 10 September 2022

Temuan Ilmiah yang Menggelisahkan

Ada riset terkenal yang telah terbukti ilmiah, diyakini para ilmuwan, khususnya dalam bidang psikologi, tapi sangat menggelisahkanku. Riset itu menunjukkan bahwa orang-orang lebih suka sosok yang hangat (meski sangat bodoh), daripada sosok yang dingin (meski sangat pintar).

Sosok yang hangat itu misalnya ramah, supel, murah senyum, pintar basa-basi dan mencairkan suasana, pandai bergaul, dan semacamnya. 

Sementara sosok yang dingin itu misalnya pendiam, tidak banyak bicara, kaku, berwajah murung, terkesan angkuh, dan lebih suka menyendiri.

Dari perbandingan ilustrasi tadi, siapa pun pasti akan lebih suka dan lebih tertarik pada sosok yang hangat, daripada sosok yang dingin.

Yang kadang jadi masalah adalah saat kita butuh seseorang yang memiliki pengetahuan/kemampuan tertentu, misal untuk kita ajak bekerja bersama.

Berdasarkan pengalaman, ada orang-orang yang memiliki kemampuan luar biasa, tapi mereka belum tentu sosok yang menyenangkan (dalam arti hangat, supel, dan murah senyum). Rata-rata mereka sangat dingin, pendiam, bahkan terkesan angkuh. Tapi kemampuannya sangat menakjubkan.

Masih berdasar pengalaman. Aku mengamati bahwa semakin cerdas seseorang, dia akan semakin logis. Dan semakin logis seseorang, dia akan semakin dingin. Karena logika memang butuh otak, bukan emosi. Padahal emosi itulah yang menjadikan orang lebih "hangat". 

Meski tak mesti begitu.

Aku percaya, di luar sana ada orang-orang yang luar biasa cerdas, sekaligus ramah dan murah senyum, serta pintar bergaul dengan segala basa-basi. Mereka yang disebut punya... well, kecerdasan intelektual sekaligus emosional.

Tetapi, sejujurnya, aku belum pernah menemukannya.

Satu hal pasti yang selalu kukenali tiap bertemu orang-orang luar biasa cerdas (dan kalian bisa menggunakannya sebagai semacam "pemandu"); mereka to the point, dan tidak banyak bacot tidak penting.

Karenanya, temanmu yang sangat cerdas, biasanya juga orang yang kalian jauhi.

Dalam ilustrasi mudah, ini perbedaan orang bodoh dan orang pintar saat akan ngutang:

Orang bodoh ngajak ngobrol ngalor ngidul sampai capek, lalu mengatakan maksudnya; mau ngutang.

Orang pintar to the point, langsung mengatakan maksudnya, mau ngutang, baru setelah itu ngobrol.

Orang bodoh meletakkan hal-hal tidak penting lebih dulu (misal basa-basi dan banyak bacot), sebagai semacam "pelumas" (karena emosi mereka lebih berperan). Sementara orang pintar meletakkan hal-hal penting lebih dulu, baru setelah itu mengurus/membicarakan hal-hal tidak penting.

Sayangnya, cara "to the point" semacam itu sering sulit diterima kebanyakan orang, bahkan bisa jadi dinilai tidak sopan. Ini kembali pada cara kita dalam menghadapi orang lain (lebih dominan emosi/perasaan, atau lebih dominan rasio/pikiran). Dan kebanyakan lebih pakai perasaan.

Ini tak jauh beda dengan cowok saat akan ngajak "bobo emesh" seorang cewek, misalnya. Saat cowok ngajak gituan, dia pasti akan banyak bacot, banyak rayuan, banyak aksi, dan lain-lain. Padahal, baik si cowok maupun si cewek sama-sama tahu bahwa intinya ngajak emesshh... appeuuh...

Bayangkan saja seorang cowok, misalnya, ngomong ke seorang cewek, "Aku ingin bobo emesh sama kamu." Kemungkinan besar si cewek akan ngamuk, menuduh si cowok melakukan pelecehan seksual, sampai ngemeng HAM segala macam, bahkan meski sebenarnya dia juga sama-sama menginginkannya.

Bisa melihat sesuatu yang "merisaukan" di sini? Homo sapiens adalah makhluk emosi, bukan makhluk logika, karenanya mereka lebih mengedepankan perasaan. Dan inilah yang menjadikan kebanyakan kita menyukai orang yang hangat, meski bodoh, daripada orang yang dingin, meski pintar.

Cowok butuh seribu macam bacotan tidak penting untuk sampai pada ajakan emesshh pada seorang cewek. Dan terus terang, aku tidak punya kemampuan semacam itu. Aku akan mengatakan langsung maksudku. Tapi kamu pasti akan ngamuk. Jadi aku lebih memilih tidak pernah melakukannya.

Ocehan ini, kalau kulanjutkan, masih panjang sekali, dan mungkin baru selesai tahun 3877. Tapi buat apa? Wong intinya aku cuma ingin bobo emesshh sama kamuuuuhhh... Apppeeeeuuuuhhh...


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 6 Desember 2020.

 
;