Jauh bertahun-tahun lalu, sebelum vaksin antipolio ditemukan, seorang pemuda bernama James McCormick diserang polio. Ia lumpuh total dan sama sekali tak berdaya dan sangat menderita. Ia tidak dapat bergerak; ia tidak dapat menelan, ia tidak dapat bernapas. Ia harus tetap berada di dalam mesin paru-paru yang terbuat dari besi.
Menghadapi keadaan yang sama sekali tak punya harapan dan sangat menyengsarakan itu, ia pun rasanya ingin mati saja. Maka ia pun berdoa, “Tuhan, saya tidak berdaya sama sekali, hingga saya bahkan tidak bisa bunuh diri. Karena itu, Tuhan, ambillah hidup saya ini.”
Tetapi doa itu sepertinya tak terkabulkan. Lalu ia kembali berdoa, “Jika saya tidak bisa bunuh diri, tolonglah, ambillah penderitaan yang amat besar ini dari diri saya.”
Para dokter memberinya obat-obatan untuk mengurangi penderitaannya, tetapi ia menjadi tergantung pada obat-obatan itu. Maka sekali lagi ia berdoa, “Tuhan, ambillah kecanduan akan obat-obatan itu dari diri saya.”
Dan secara bertahap kecanduan itu pun berkurang. Lalu ia berdoa, “Berikanlah kekuatan agar saya dapat menelan lagi. Biarlah mereka mengeluarkan pipa ini dari tenggorokan saya, dan jarum-jarum ini dari tangan saya. Kalau saja saya dapat meneguk air, saya tidak akan meminta lebih banyak lagi.”
Dan ia pun kemudian dapat menelan, tetapi ia tidak sanggup berhenti berdoa memohon kebaikan. Maka ia pun kembali berdoa, “Tuhan, berikanlah saya kekuatan agar saya dapat bernapas sedikit dengan kekuatan sendiri. Izinkanlah saya keluar dari mesin paru-paru besi ini meski hanya sebentar saja.”
Hal itu pun terjadi. Setelah beberapa lama ia berdoa lagi, “Tuhan, saya bersyukur kepada-Mu karena semua kebaikan-Mu. Bolehkah saya minta satu kebaikan lagi? Biarkanlah saya meninggalkan tempat tidur ini untuk satu jam saja dan duduk di kursi roda, agar dapat memandang dunia di luar ruangan rumah sakit ini.”
Permintaan itu pun kembali dikabulkan. Kemudian dia minta diberikan kekuatan bagi tangannya untuk menggerakkan sendiri kursi rodanya. Sesudah itu kesanggupan dan kekuatan untuk berjalan dengan kruk. Dan akhirnya, setelah dua puluh tahun berjuang dan berdoa, James McCormick pun dapat berjalan dengan dua tongkat, dan ia bisa menikah dan punya anak, serta hidup seperti biasa.
Apa yang membuat semua itu bisa terjadi? Para dokter membantu. Tetapi di atas semua itu, doanya yang begitu tekun itu menjadikan semuanya bisa mewujud; doa yang tekun, doa yang tak pernah lelah diulangnya, doa yang begitu khusyuk dipanjatkannya.
Doa memang tidak mengubah Tuhan, ia mengubah yang memanjatkannya.