Posting ini lanjutan dari post sebelumnya. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, bacalah terlebih dulu posting sebelumnya.
#8
Menulislah apa saja yang memang kauinginkan, yang memang kausukai. Jangan batasi tulisanmu. Apa yang ingin kautulis, tulislah. Tulislah pengalamanmu hari ini, tulislah renungan atau kenanganmu, tulislah pikiran atau khayalanmu yang liar sekali pun, tulislah kata-kata mutiara favoritmu, tulislah puisi, atau apa pun yang memang kauinginkan. Ringankan tugasmu dalam menulis. Dalam tahap belajar, yang penting bukan hasil belajarnya, tetapi proses belajarnya.
#9
Mulailah belajar menulis dengan baik dan benar. Ketika membaca buku atau novel, jangan hanya menyimak isinya atau menikmati jalan ceritanya, tetapi perhatikan dan cermati pula susunan kata-katanya, atau tiap-tiap suku katanya. Setelah itu, terapkan dalam tulisanmu.
#10
Kalau kebetulan punya waktu luang, bacalah KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dari sana, kita akan tahu mana suku kata yang benar, dan mana suku kata yang salah. KBBI akan menunjukkan kepada kita bahwa menulis lobang itu salah, karena yang benar adalah lubang. Dan… mana yang benar, resiko atau risiko? Ayo mulai akrab dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
#11
Ketika menyaksikan film dari luar negeri, cermati teks yang ada di layar film. Ini akan mempercepat pemahaman kita terhadap penulisan suku kata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Karenanya pula, jangan membeli DVD bajakan, karena teks dalam DVD bajakan sering kali ngawur dan asal-asalan. Bagaimana saya tahu? Karena saya suka membeli DVD bajakan! 😉
#12
Jangan pernah membubuhkan tanda berupa titik-titik dalam jumlah banyak di setiap tulisanmu, apa pun alasannya, karena itu tanda kesalahan yang jelas sekali. Kalau kita menulis, “Dia kemudian menciumku…………” itu SALAH. Bukan soal menciumnya itu yang salah, tapi tanda titik-titiknya. Penggunaan titik-titik hanya boleh digunakan dengan takaran minimal tiga titik, dan maksimal empat titik. Semakin banyak tanda titik yang kita buat, semakin tampak kesalahannya.
#13
Mulailah belajar menulis dengan tidak menggunakan kalimat pembuka yang sudah kuno, misalnya, “Pada zaman dahulu kala…” atau, “Pada suatu ketika…” atau, “Di malam yang sunyi ini…”. Kalau kita masih kelas satu SD dan baru belajar mengarang, guru kita akan tersenyum. Tetapi kalau kita sudah kuliah dan masih menulis dengan kalimat pembuka seperti itu, para pembaca akan manyun.
#14
Kalau “keluyuran” di internet, jangan hanya membuka Facebook atau nonton film di YouTube, tapi buka juga situs penyedia artikel, atau blog-blog bagus, dan pelajari serta cermatilah bagaimana para penulis blog itu menyuguhkan tulisan yang bagus, sehingga memikat para pembacanya. Jika menemukan blog yang menurutmu bagus, jangan segan memberikan komentar. Menulis komentar di blog yang bagus secara tak langsung akan melatihmu menulis dengan sama bagusnya.
#15
Menulislah dengan baik dan benar—tetapi jangan kaku. Artinya, menulislah dengan luwes, sehingga enak dibaca. Meski menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tulisanmu tidak perlu mirip teks pidato Pak Camat atau laporan akuntansi.
#16
Menulislah apa yang memang ingin kautulis, apa yang memang kausukai, apa yang memang kaupahami. Jangan menulis hanya karena sekadar tren, atau karena suatu topik sedang menjadi isu. Pendeknya, menulislah sesuai keinginanmu sendiri, dan jangan hanya ikut-ikutan. Menulis sesuatu yang tidak kausukai akan membuat tulisanmu tidak tulus, sekaligus “ngambang”. Sementara menulis hanya karena tren atau ikut-ikutan akan membuatmu belajar menjadi beo.