Setiap raja memiliki kemampuan dan kekuasaan mutlak dalam mengarahkan kerajaannya. Begitu pun dengan kita. Kita adalah raja bagi pikiran kita. Kita memiliki kemampuan dan kekuasaan untuk mengarahkan pikiran kita, karena pikiran adalah budak kita yang akan mau diperintah untuk berbuat apa pun.
Jika kita memerintahkan pikiran untuk berpikir negatif, kegagalan, ketakutan, kekhawatiran, dan kesedihan, maka pikiran pun akan patuh dan segera melakukannya. Sebaliknya, jika kita memerintahkan dan mengarahkan pikiran untuk berpikir positif tentang keberhasilan, keberanian, keyakinan dan kebahagiaan, maka pikiran pun akan langsung menjalankannya.
Ingatlah selalu, bahwa kita tidak tahu bagaimana sebenarnya hidup itu. Kita hanya tahu cara menafsirkan kehidupan bagi diri kita. Maka jika kita mempunyai bayangan atas sesuatu yang kuat, besar dan jelas, entah positif ataupun negatif, maka pikiran juga akan memberikan kepada kita suatu pembesaran atas bayangan sesuatu itu yang kuat, besar, dan jelas.
Orang selalu dapat membangun hidupnya dengan cara mengendalikan pikirannya, orang juga selalu dapat menghancurkan hidupnya dengan cara dikendalikan oleh pikirannya. Jika pikiran dikendalikan, maka dia adalah budak. Tetapi jika tidak, maka kitalah yang menjadi budaknya.