Suatu pagi, tiba-tiba saya mendapatkan ilham brilian. “Membeli kompor itu penting,” kata saya pada diri sendiri.
Maka, siang harinya, saya pun pergi ke pasar untuk membeli kompor.
Ketika sedang asyik memilih-milih kompor di sana, seorang kawan yang kebetulan lewat datang nyamperin, “Hei, pal, sedang apa kamu di sini?”
“Eh, ini, lagi beli kompor.”
“Beli kompor?” teman saya heran. “Uh, kenapa kamu beli kompor?”
Saya menjawab dengan yakin, “Karena membeli kompor itu penting!”
“Heh…?” teman saya makin heran. “Bisa kasih alasan kenapa membeli kompor itu penting?”
“Karena, setelah mati, kita tidak bisa membeli kompor.”
Lalu teman saya pun ikut membeli kompor.
Maka, siang harinya, saya pun pergi ke pasar untuk membeli kompor.
Ketika sedang asyik memilih-milih kompor di sana, seorang kawan yang kebetulan lewat datang nyamperin, “Hei, pal, sedang apa kamu di sini?”
“Eh, ini, lagi beli kompor.”
“Beli kompor?” teman saya heran. “Uh, kenapa kamu beli kompor?”
Saya menjawab dengan yakin, “Karena membeli kompor itu penting!”
“Heh…?” teman saya makin heran. “Bisa kasih alasan kenapa membeli kompor itu penting?”
“Karena, setelah mati, kita tidak bisa membeli kompor.”
Lalu teman saya pun ikut membeli kompor.