Belum lama, saya melihat sebuah iklan mobil di majalah edisi lama yang mengajukan motto, “You are what you drive”. (Harga) dirimu ditentukan oleh (mobil) yang kaukendarai.
Sepertinya tidak masuk akal. Bahkan lebih dari itu, motto atau slogan tersebut seperti merendahkan atau setidaknya meremehkan derajat harga diri manusia. Bagaimana kalau kebetulan kita tak punya mobil seperti yang diiklankan itu? Apakah berarti harga diri kita begitu rendah, atau setidaknya lebih rendah dibanding orang yang memiliki dan menaiki mobil tersebut?
Orator cemerlang, Paul H. Dunn, dalam salah satu pidatonya menyindir, “Kalau engkau mendasarkan harga dirimu, perasaan berhargamu, pada apa pun di luar kualitas hati, pikiran, atau jiwamu, maka engkau mendasarkannya pada pijakan yang sangat labil.”
Harga diri manusia, saya pikir, terlalu tinggi untuk ditentukan hanya oleh sebuah mobil, semewah apa pun desainnya, sehebat apa pun teknologinya, semahal apa pun harganya. Lagi pula, kalau siapa saya tergantung apa yang saya punya, dan apa yang saya punya sudah tidak ada, lalu saya ini siapa...?
Sepertinya tidak masuk akal. Bahkan lebih dari itu, motto atau slogan tersebut seperti merendahkan atau setidaknya meremehkan derajat harga diri manusia. Bagaimana kalau kebetulan kita tak punya mobil seperti yang diiklankan itu? Apakah berarti harga diri kita begitu rendah, atau setidaknya lebih rendah dibanding orang yang memiliki dan menaiki mobil tersebut?
Orator cemerlang, Paul H. Dunn, dalam salah satu pidatonya menyindir, “Kalau engkau mendasarkan harga dirimu, perasaan berhargamu, pada apa pun di luar kualitas hati, pikiran, atau jiwamu, maka engkau mendasarkannya pada pijakan yang sangat labil.”
Harga diri manusia, saya pikir, terlalu tinggi untuk ditentukan hanya oleh sebuah mobil, semewah apa pun desainnya, sehebat apa pun teknologinya, semahal apa pun harganya. Lagi pula, kalau siapa saya tergantung apa yang saya punya, dan apa yang saya punya sudah tidak ada, lalu saya ini siapa...?