“Tuhan, sebenarnya dia itu bag... ah, sudahlah, Tuhan. Kepalaku pusing. Kerjaan masih banyak, urusan masih numpuk, capek, dan ingin tidur.”
....
....
Kemudian, dalam tidur yang amat letih, aku bermimpi seolah-olah Tuhan berkata, “Kenapa tidak kautanyakan saja kepadanya?”
Aku terbangun, terkejut, dan tanpa sadar berbicara sendiri, “Aku tak berani, Tuhan. Aku selalu deg-degan setiap kali ingin melakukannya.”
Lalu aku memeluk guling, dan tertidur lagi. Karena masih letih.
Keesokan harinya, saat terbangun dari tidur, aku melihat timeline, ingin memastikan bahwa aku benar-benar menulis tweet itu.
Ternyata memang benar.
Meski aku ragu apakah benar Tuhan datang dalam mimpiku.
Yang jelas, aku masih deg-degan.
Sampai sekarang.