Minggu, 01 Agustus 2021

Okezone dan Ramalan Terbukti

Nyambung ocehan tempo hari yang terputus, soal beberapa situs raksasa yang loading halamannya sangat lemot. Omong-omong, Kompas dan Detik sekarang loading-nya lebih ringan.☺

Saat ini, Okezone menempati peringkat teratas sebagai situs nomor satu yang paling banyak dibaca di Indonesia. Ini seperti ramalan yang terbukti, meski pada awalnya ditertawakan karena dianggap mustahil. Pemenang, kenyataannya, memang tertawa belakangan.

Sekian tahun lalu, ketika Detik masih sangat perkasa dan menempati peringkat teratas di Indonesia, aku pernah ngomong pada sekelompok orang—sebagian mereka ada di sini—bahwa cepat atau lambat, Detik akan “terjungkal”. Waktu itu belum ada Tirto atau Kumparan.

Lalu waktu berlalu. Detik masih sangat perkasa. Seiring dengan itu, Tribunnews meniru taktik Detik. Padahal, waktu itu, Detik sudah mulai merosot—tepat seperti yang kuperkirakan. Karenanya, setahun yang lalu, aku menulis twit ini.

Sebenarnya, teknik yang saat ini digunakan Tribunnews juga pernah dilakukan Detik. Karenanya, sekian waktu sebelumnya, Detik menduduki peringkat teratas di antara media di Indonesia. Tapi Detik lalu "terjungkal", hingga membuat mereka sadar. Tribunnews akan mengalami hal serupa. —24 Januari 2018

Twit itu seperti ramalan yang kini terbukti. Posisi Detik merosot dari peringkat atas. Lalu Tribunnews naik, menempati peringkat satu yang semula ditempati Detik. Dan apa yang kemudian terjadi? Tepat seperti yang kukatakan; sekarang posisi Tribunnews terjungkal!

Sekian tahun lalu, ketika aku mengatakan Detik akan runtuh—sementara posisinya waktu itu masih sangat perkasa—orang-orang menantangku. “Kalau Detik memang akan turun,” kata mereka, “siapa yang kira-kira akan menggantikan?” Mereka memperkirakan Kompas.

Waktu itu, aku lebih percaya Okezone. Saat kukatakan hal itu, mereka tertawa. Maklum, waktu itu posisi/ranking Okezone memang relatif rendah dan kurang populer, khususnya jika dibandingkan Detik/Kompas. Tetapi, menurutku, Okezone paling baik dalam hal “menyenangkan pembaca”.

Bahkan waktu itu, dalam pikiranku, Okezone sudah memiliki semua hal yang dibutuhkan untuk menang. Pertama, mereka super-produktif. Kedua, tulisan mereka rapi, tidak asal-asalan, dan memenuhi standar keterbacaan. Ketiga, tampilan halaman/situs mereka bersih, hingga nyaman di mata.

Apakah tiga hal itu pernah dikatakan "pakar SEO"? Mungkin tidak—padahal itulah SEO yang sesungguhnya! Orang-orang mengelola website sambil menyembah SEO, dan membakar dupa untuk Google. Tapi mereka lupa, bahwa website mereka dibuat untuk [otak dan mata, bahkan hati] manusia!

Meski aku harus menunggu lama untuk melihat perkiraanku terbukti, akhirnya kini benar-benar terbukti. Okezone kini menempati peringkat teratas, nomor 1 di Indonesia—mengalahkan Kompas, Detik, Tribunnews, Tempo, bahkan mengalahkan Google, YouTube, dan Facebook!

Sekarang aku ingin mengucapkan selamat untuk Okezone, dan—tentu saja—aku ingin bersulang untuk diriku sendiri. Sementara untuk bocah-bocah yang dulu menertawakanku... well, lain kali sebaiknya kalian mendengarkan, jika aku bicara. ☺


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 5 Desember 2019.

 
;