Kita lebih mudah mempercayai kebohongan
yang dikatakan berulang-ulang,
daripada menerima kebenaran yang asing.
—Twitter, 17 Juli 2012
Lebih banyak dusta yang kita percaya
karena dibungkus dengan indah,
dibanding kebenaran yang tampak lusuh.
—Twitter, 17 Juli 2012
Seperti selokan kotor di pinggiran kota,
kenyataan sering tampak tepat di depan mata.
Tetapi kita menutup hidung, atau memejamkan mata.
—Twitter, 17 Juli 2012
Kita hidup di zaman ketika berhala lebih
dihormati dibanding manusia, ketika dusta
disembah di atas altar pencitraan.
—Twitter, 17 Juli 2012
Yang penting di zaman ini bukan benar atau salah,
tapi pencitraan yang tepat, sehingga bajingan
bisa tampak seperti pahlawan.
—Twitter, 17 Juli 2012
Animisme sedang berulang. Berhala kembali disembah.
Dan, kali ini, berhala itu bernama pencitraan,
spektrum media, dan gaya tanpa dosa.
—Twitter, 17 Juli 2012
Ironisnya, kemunafikan berteriak lantang, sementara
kebenaran diam di kegelapan. Kebohongan
menyanyi bising, kemurnian memeluk hening.
—Twitter, 17 Juli 2012
Pencitraan itu seperti lagu cinta. Enak didengar,
tetapi palsu. Kemurnian seperti api. Menerangi
gelap, tapi tak ada yang mendekati.
—Twitter, 17 Juli 2012
Seperti kosmetik menutupi koreng luka dan kulit
belang-belang, orang butuh pencitraan
karena berdiri di atas limbah busuk kebohongan.
—Twitter, 17 Juli 2012
Dan pencitraan paling murah sekaligus paling murahan
adalah... well, kau tahu, sikap seolah paling suci di muka bumi.
—Twitter, 17 Juli 2012
Jadi inilah berhala di zaman kita. Yang kita hormati bahkan
jilati muntahannya, hanya karena dia bernama “Siapa”.
—Twitter, 17 Juli 2012
Angin yang menggerakkan pohon,
ataukah pohon yang menggerakkan angin?
Di zaman kita, jawabannya tergantung media.
—Twitter, 17 Juli 2012
Telur lebih dulu, ataukah ayam lebih dulu?
Bagi kebanyakan orang, jawaban yang benar
tergantung siapa yang mengatakan.
—Twitter, 17 Juli 2012
Dunia kita menepiskan gembel yang menyatakan
kebenaran, dan lebih suka mendengarkan raja
yang memuntahkan kebohongan.
—Twitter, 17 Juli 2012
Dan akhirnya, Saudara-saudara, mari kita lihat
para berhala yang sibuk memberhalakan dirinya.
—Twitter, 17 Juli 2012
Maaf, Tuan Berhala, aku lebih tertarik pada manusia.
—Twitter, 17 Juli 2012
*) Ditranskrip dari timeline @noffret.