Saat aku bertanya, dia menjawab, “Aku mau ke bumah.”
“Bumah?” aku menegaskan.
“Ya, bumah.”
“Apakah maksudmu rumah?”
“Tidak,” dia menyahut. “Maksudmu memang bumah.”
“Uhm... jadi, bumah itu apa?”
Dia berbisik, “Bumah adalah bagian masa kecilku.”
Setelah kami berpisah, aku melangkah perlahan dan berpikir, mungkin bumah perlu dimasukkan ke dalam kosakata bahasa Indonesia.