Minggu, 10 April 2022

Noffret’s Note: Telemarketing

Barusan, untuk kesekian kali, aku dapat tawaran dari telemarketing. Si penelepon seorang wanita, dengan suara ramah dan intonasi bicara yang jelas di telinga. Dia juga sabar dalam menjelaskan. Tetapi, untuk kesekian kali pula, aku tidak tertarik dengan apa pun yang ditawarkan.

Sampai sekarang, aku belum bisa nyaman dengan tawaran telemarketing. Aku lebih suka tawaran yang disampaikan secara langsung, face to face, atau dalam bentuk tertulis. Tawaran dalam bentuk suara, bagiku, sulit dipahami/dipercaya, karena aku sama sekali tidak punya "pegangan".

Aku jadi bertanya-tanya, seberapa efektif tawaran lewat telepon dalam menjaring klien/pelanggan? Kalau mereka menelepon 100 orang sepertiku, mereka hanya akan buang-buang waktu dan buang-buang biaya tanpa hasil apa pun. Karena aku TIDAK AKAN PERNAH TERTARIK PADA TELEMARKETING.

Sejujurnya, aku bahkan khawatir kalau dapat telepon marketing yang terkait dengan bank (seperti tadi), karena bisa jadi TIBA-TIBA SAJA AKU OTOMATIS TERDAFTAR HANYA KARENA TELAH DITELEPON. Tidak semua orang nyaman mendapat tawaran lewat telepon, dan aku salah satunya.

Kalau kau punya sesuatu yang kaupikir akan membuatku tertarik, kita harus bertemu, dan kau harus menjelaskannya dengan baik, kalau bisa dengan dokumen tertulis yang bisa kupelajari. Atau minimal tawaran dalam bentuk tertulis yang baik, jelas, dan detail. Persetan dengan telepon!

Sejujurnya, aku tertarik dengan tawaran telemarketing tadi. Sayangnya, aku tidak punya "pegangan" apa pun yang bisa kugunakan untuk menindaklanjuti ketertarikanku, selain bahwa "kami pernah berbicara lewat telepon". Ini konyol, kalau dipikir-pikir. Tawaran tadi nyaris berhasil!

Tawaran tadi datang dari bank tempatku menjadi nasabah. Andai tawaran tadi disampaikan secara langsung, lalu aku diberi penjelasan tertulis ("yang bisa Anda pelajari sendiri di rumah"), kemungkinan besar aku akan tertarik lalu tergerak, dan mendaftar program yang ia tawarkan!

Presentasi yang baik memang mampu membuat orang tertarik, termasuk presentasi yang disampaikan via telepon. Tapi untuk membuat orang TERGERAK DAN MELAKUKAN YANG KITA INGINKAN, itu memerlukan upaya lebih jauh. Bagiku, telepon saja tak pernah cukup! Aku butuh sesuatu yang tertulis!

Kalau-kalau ada orang di sini yang bekerja di bidang telemarketing, dan mungkin merasa kesulitan mendapat klien, coba tip ini: Setelah presentasi, minta alamat email orang yang ditelepon. "Agar kami bisa mengirim penjelasan tertulis yang dapat Anda pelajari lebih lanjut."

Sebagaimana kepribadian tiap orang berbeda-beda, cara mereka untuk tertarik dan tergerak pun berbeda. Mungkin memang ada orang-orang yang bisa langsung tergerak setelah mendapat tawaran lewat suara (telepon) orang tak dikenal, tapi tentu banyak pula yang tidak begitu.

Andai tadi wanita yang meneleponku meminta alamat email-ku, dengan senang hati kuberikan. Dan andai dia mau sedikit berusaha dengan membuat penjelasan tertulis yang bisa dipelajari dengan mudah, mungkin aku sudah tercatat sebagai salah satu kliennya. Sangat disayangkan!

Persoalan seperti ini sebenarnya mirip dengan "cara berpikir sebagian wanita dalam menghadapi pria". Banyak wanita berpikir bahwa menarik pria adalah dengan menantang si pria agar mengejar-ngejarnya. Mungkin memang banyak pria semacam itu, tapi aku tidak termasuk di dalamnya.

Kalau kau menantang pria-pria lain agar mengejar-ngejarmu, mungkin mereka memang akan mengejar-ngejarmu, khususnya kalau memang tergila-gila kepadamu. Tapi kalau kau mencoba menantangku, aku akan balik menantangmu dengan bilang persetan denganmu, dan kau bisa pergi ke neraka!


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 17 Mei 2019.

 
;