Kamis, 10 April 2025

Sendirian

Omong-omong soal sendirian...

Sambil nunggu udud habis.

Aku telah melakukan ini bertahun-tahun. Makan sendirian di mana pun, belanja ke swalayan sendirian, nonton film sendirian, ke mana-mana sendirian. Aku bahkan menemui orang-orang tak dikenal di tempat yang jauhnya bermil-mil... sendirian.

Kita akan tahu seperti apa aslinya diri kita, saat berada di tempat yang tidak seorang pun mengenali kita.

Berjalan-jalan di tengah malam di kotamu sendiri, misalnya, akan jauh berbeda rasanya saat kamu berjalan-jalan di tengah malam di kota lain, dan tak seorang pun mengenalmu.

Saat sendirian, kita akan menyadari bahwa kita tidak bisa mengandalkan siapa pun, selain diri sendiri. Itu akan membuka topeng siapa pun.

Karenanya, kalau kamu ingin tahu seperti aslinya seseorang, bawa dia ke tempat yang tidak seorang pun mengenali [apalagi peduli] kepadanya.

Tanpa sadar, kita sebenarnya "mengikatkan diri" dengan lingkungan tempat kita tinggal. Karenanya, banyak orang merasa "aman" saat berada di tempat tinggalnya, karena berpikir orang-orang mengenali [dan akan peduli] kepadanya. Perasaan itu, disadari atau tidak, membuat kita lemah.

Orang akan benar-benar terlihat aslinya saat berada di tempat yang tidak seorang pun mengenalinya. Mau tidak mau, dia harus jadi dirinya sendiri... dan itu akan mengungkapkan siapa dirinya yang sebenarnya.

Karenanya, terbiasa sendirian tidak membuatmu lemah. Itu membuatmu kuat.

Jangan mudah terkesan apalagi tertipu oleh gaya seseorang, jika dia ada di tempat yang sudah dia kenal, dengan orang-orang yang mengenalinya. 

Kamu baru akan tahu seperti apa aslinya, jika dia berada di tempat asing, jauh dari tempat tinggalnya, dan tak seorang pun mengenalinya.

Jika—entah bagaimana dan entah dengan alasan apa—kita perlu bertemu, kamu bisa pegang kata-kata ini: Aku akan menemuimu sendirian, di mana pun tempat pertemuannya.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 8 November 2022.

 
;