Sabtu, 15 November 2025

Semesta Bekerja

Seorang seleb TikTok wanita asal Thailand datang ke showroom batik. Dia memilih banyak item—kain, baju, dan lain-lain—dan meminta daftar harganya. 

Setelah minta izin, dia melakukan live di TikTok, menawarkan aneka batik pada jutaan follower-nya. Lalu “keajaiban” terjadi.

Hanya dalam waktu setengah jam, dia telah menjual banyak item, dengan total pembayaran ke pihak showroom batik senilai Rp800 jutaan. Entah berapa keuntungan yang dia dapat dari penjualan itu—dia memakai mata uang Baht Thailand di TikTok—tapi yang jelas dia tersenyum puas.

Secara sederhana, saya merasa melihat cara dunia bekerja. Kamu lahir dari keluarga kaya, punya kehidupan menarik yang bisa dipamerkan di media sosial, hingga memiliki banyak pengikut. Setelah itu, kamu bisa mendapatkan banyak uang, tanpa harus banyak keringat.

Di waktu yang sama, kamu di semesta lain lahir dari keluarga miskin, punya kehidupan penuh trauma, penderitaan, dan air mata. Kamu harus bangun pagi buta untuk berangkat kerja, lalu pulang malam dengan tubuh letih dan lelah, hanya demi uang tak seberapa.

Biarkan semesta bekerja, kata orang-orang. Bagaimana jika semesta bekerja dengan cara menempatkan si kaya semakin kaya dan si miskin semakin miskin? Bagaimana jika semesta bekerja dengan cara tidak adil, tapi kita dipaksa percaya bahwa itulah keadilan takdir?

 
;