Rabu, 26 Februari 2014

33 Bocah Indonesia Paling Tak Terpengaruh

“Nothing to lose” mungkin kalimat terbaik
yang bisa ditulis. Atau dilakukan.
@noffret


Suatu malam, ketika stres, saya kepikiran untuk membuat daftar yang tidak keren, dan melibatkan orang-orang tidak terkenal. Well, di dunia ini, setidaknya di negeri ini, telah banyak bertebaran daftar yang sangat keren dan melibatkan orang-orang terkenal, atau orang yang ingin terkenal. Karena saya tidak suka mengekor atau meniru-niru orang lain, maka saya pun terpikir untuk membuat daftar sendiri yang seratus persen beda dari daftar-daftar yang sudah ada.

Semula, saya kepikiran untuk membuat daftar berjudul 33 Tokoh Sejarah Indonesia Paling Berpengaruh. Tetapi saya pikir daftar itu kedengarannya keren sekali. Dan hampir bisa dipastikan daftar itu akan memuat nama-nama terkenal. Itu tidak sesuai rencana awal saya. Daftar semacam itu juga harus dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dengan latar belakang riset dan pemikiran yang matang, serta tidak menutup kemungkinan akan memicu banyak perdebatan.

Selain itu, jika saya membuat daftar berjudul 33 Tokoh Sejarah Indonesia Paling Berpengaruh—yang kesannya sangat serius sekali—mau tidak mau saya harus bisa menjawab dan menjelaskan beberapa hal berikut ini dengan penjelasan yang ilmiah dan akademis:

Pertama, kenapa jumlahnya harus 33? Kenapa tidak 34, 35, atau bahkan 100 saja? Saya tentu tidak bisa menjawab seenaknya, misalnya, “Ya suka-suka saya, laaah!” Itu jawaban yang tidak akademis. Dan saya bisa dimaki banyak orang jika nekat menjawab seperti itu. Saya harus bisa menjelaskan alasan jumlah 33 itu dengan segala latar belakangnya yang ilmiah.

Kedua, dari 33 nama yang saya masukkan ke dalam daftar itu, bagaimana latar belakang seleksinya? Bagaimana cara saya memilihnya? Bagaimana metodologi yang saya gunakan hingga bisa menyusun nama-nama yang dianggap “berpengaruh”? Atas dasar apa saya menjatuhkan pilihan pada mereka? Sedalam dan selengkap apa riset yang saya lakukan untuk memilih 33 orang itu di antara ratusan tokoh sejarah lainnya? Dan sederet pertanyaan lain yang panjangnya bisa melebihi rel kereta api.

Ketiga, apa motivasi saya menyusun daftar itu? Nasionalisme? Kecintaan pada sejarah? Pengabdian pada ilmu pengetahuan? Atau apa...? Motivasi ini perlu saya jelaskan secara jujur, sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap daftar yang saya susun.

Maksudnya, jika saya menyusun daftar 33 Tokoh Sejarah Indonesia Paling Berpengaruh dengan motivasi murni kecintaan pada sejarah, dan daftar itu kemudian menimbulkan polemik karena suatu sebab, maka saya bisa menyatakan, “Well, saya telah berusaha semaksimal mungkin menyusun daftar itu sesuai kapasitas yang saya miliki. Kalau ternyata ada pihak lain yang tidak puas dengan daftar yang saya susun, saya akan senang hati menerima kritik dan masukan untuk melengkapi dan menyempurnakannya di masa mendatang. Atau, jika ada pihak lain yang berencana menyusun daftar sendiri sesuai versinya, saya akan senang hati ikut mempelajarinya.”

Jika motivasi saya menulis/menyusun daftar semacam itu murni karena kejujuran dan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan, maka segala macam polemik, protes, atau bahkan hujatan, pasti akan surut sendiri. Jika saya bekerja dengan kejujuran dan integritas, maka iblis di neraka pun tidak berhak cuap-cuap. Orang tidak bisa menyalahkan orang lain yang bekerja dengan kejujuran, integritas, dan cinta. Jadi, apa motivasi saya menyusun daftar itu?

Keempat, dari 33 tokoh sejarah yang saya masukkan ke dalam daftar yang saya susun tersebut, apakah murni hasil pilihan saya pribadi, atau ada intervensi dari pihak lain? Jika murni hasil pilihan pribadi, maka saya bisa mempertanggungjawabkannya secara pribadi, dan orang lain tidak perlu ikut campur. Tetapi jika daftar yang saya susun mengandung intervensi dari pihak lain... nah, ini yang kadang bikin masalah.

Ketika Michael Hart menyusun daftar 100 Tokoh Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah, dia menyusunnya atas pilihan pribadi, berdasarkan risetnya sendiri, tanpa intervensi siapa pun. Karenanya, dengan segala kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam daftar itu, kita tidak bisa menyalahkan Michael Hart.

Dia telah bekerja seobjektif yang ia bisa, telah mengerjakan penelitian dan risetnya seadil yang ia mampu, dan tidak ada pihak lain yang mengintervensi dalam apa pun bentuknya. Kalau orang lain tidak suka daftar yang disusun Michael Hart, silakan bikin daftar sendiri.

Nah, karena menyusun sesuatu yang ilmiah (dan terdengar keren) sepertinya sangat sulit sekaligus repot—sebagaimana yang diuraikan di atas—saya pun jadi kepikiran untuk menyusun daftar yang tidak ilmiah, sekaligus tidak keren, dan melibatkan orang-orang tidak terkenal.

So, berikut ini adalah daftar 33 Bocah Indonesia Paling Tak Terpengaruh versi saya, yang saya susun secara acak dan seenaknya sendiri. Dalam daftar ini, saya memilih teman-teman saya sendiri, yang saya maksudkan sebagai geguyon (bercanda) dengan mereka.

Kepada nama-nama yang tersebut dalam daftar ini, silakan ketawa-ketiwi. Dan kepada siapa pun yang tidak setuju dengan daftar berikut ini, silakan bikin daftar sendiri! Percayalah, saya menyusun daftar ini tanpa intervensi pihak mana pun, tanpa dibayar siapa pun, dan tanpa pretensi apa pun. So, sekali lagi, inilah daftar 33 Bocah Indonesia Paling Tak Terpengaruh:
  1. Khusnul
  2. Nasruddin
  3. Tuan Ijul
  4. Ipung Roti
  5. Udin Bocah Mbelgendo
  6. Agus Bagong
  7. Arif Marijan
  8. Si Doug
  9. Khusnul
  10. Wawanism
  11. Rini Kecil
  12. Fauzi
  13. Ting Tong
  14. Achong Nugroho
  15. Khusnul
  16. Masruri
  17. Hamzah
  18. Fathur
  19. Aryo Bintoro
  20. Sobir
  21. Khusnul
  22. Tetangganya Khusnul (saya tidak tahu namanya)
  23. Haji Abdurrahman
  24. Misbah
  25. Rozikin
  26. Eni Farkhah
  27. Enni Quro
  28. Amrozi (ini Amrozi teman saya, bukan Amrozi yang itu!)
  29. Hajjah Najwa
  30. Khusnul
  31. Lukman
  32. Haji Puradi
  33. Khusnul

Kenapa kok nama Khusnul muncul berkali-kali? Yeah, suka-suka saya, laaah! Wong ini daftar saya, tentu saya bebas memasukkan nama siapa saja, dong!

Lalu kenapa tidak ada nama saya dalam daftar itu?

Saya khawatir, jika ada nama saya dalam daftar itu, nanti dikira saya mau numpang tenar. Nanti ada yang menuduh saya membiayai penyusunan daftar ini. Nanti ada yang tidak terima karena saya dianggap tidak layak masuk daftar ini. Jadi, untuk lebih aman bagi semua pihak, saya sengaja tidak memasukkan nama saya dalam daftar ini.

Sekali lagi, jika ada pihak-pihak lain yang tidak puas dengan daftar ini (dan sepertinya tidak akan ada!), silakan bikin daftar sendiri.

Juga kepada pihak-pihak yang namanya disebutkan, tapi merasa tidak layak masuk dalam daftar di atas, silakan hubungi saya. Nanti namamu akan saya hapus, dan akan saya ganti dengan nama lain. Wong ini blog—soal hapus/ralat/ubah bukan hal sulit. Sedang bagi yang namanya tidak masuk dalam daftar ini, saya mohon maaf, karena jumlah daftar ini memang terbatas, jadi saya tidak bisa memasukkan nama kalian semua. (Wong nama saya saja tidak masuk, apalagi nama kalian!)

Oh ya, tidak ada acara launching, presentasi, jumpa pers, atau tetek bengek lainnya, sehubungan daftar di atas, karena ini cuma posting suka-suka ketika saya sedang stres!

 
;