Satu-satunya tempat di mana para pembantu merasa lebih berkuasa,
bahkan bisa arogan dan menindas para majikannya, adalah sistem demokrasi.
—Twitter, 7 Agustus 2015
Rakyat membayar pemerintah melalui aneka pajak, pungutan, dan aturan.
Dan apa yang dilakukan pemerintah? Mempersulit rakyat!
—Twitter, 7 Agustus 2015
Rakyat memilih sekelompok orang untuk jadi wakil di parlemen, dan mereka
dibayari rakyat. Dan apa yang dilakukan parlemen? Mengisap rakyat!
—Twitter, 7 Agustus 2015
Rakyat merelakan uang pajak mereka untuk digunakan mempersenjatai
para penjaga negara. Dan apa yang dilakukan sang penjaga? Menindas rakyat!
—Twitter, 7 Agustus 2015
Demokrasi adalah sistem yang membuat sekelompok orang
dibayar untuk menjadi babu, tapi bertingkah seolah raja.
—Twitter, 7 Agustus 2015
Demokrasi adalah sistem yang membuatmu memilih sekelompok orang
untuk memudahkan urusanmu, tapi kemudian mereka mempersulit hidupmu.
—Twitter, 7 Agustus 2015
Hanya di Indonesia, pemerintah disebut penguasa. Hanya di Indonesia,
demokrasi berubah menjadi oligarki, dan para hamba menjadi raja.
—Twitter, 7 Agustus 2015
Demokrasi memungkinkan sekelompok orang untuk menjalankan sistem
pemerintahan. Tapi Indonesia mengubah “pemerintahan” menjadi “penguasaan”.
—Twitter, 7 Agustus 2015
Ketika naik trem, Perdana Menteri Inggris rela berdiri saat semua
tempat duduk telah penuh. Di Indonesia, bahkan Satpol PP sudah sok kuasa.
—Twitter, 7 Agustus 2015
Demokrasi konon menghormati beda pendapat. Tapi Socrates dihukum mati
karena menentang demokrasi. Tampaknya, demokrasi cacat sejak lahir.
—Twitter, 7 Agustus 2015
Rakyat membelikan seragam untuk sekelompok orang dengan tujuan menjaga
negara. Lalu orang-orang berseragam menindas rakyat atas nama negara.
—Twitter, 7 Agustus 2015
Hanya dalam demokrasi, orang-orang yang seharusnya menjadi babu bisa
menguasai jalan raya, dan menyingkirkan rakyat yang membayari mereka.
—Twitter, 7 Agustus 2015
Hanya dalam demokrasi, orang-orang yang dibayar untuk bekerja
merasa bisa mempersulit urusan orang-orang yang membayar.
—Twitter, 7 Agustus 2015
Hal penting yang perlu disadari rakyat Indonesia adalah menyadari
bahwa mereka jauh lebih penting daripada orang-orang yang disebut pejabat.
—Twitter, 7 Agustus 2015
Jika pejabat dan tukang becak mengundangku, aku akan memprioritaskan
tukang becak. Bagiku, tukang becak lebih penting daripada pejabat.
—Twitter, 7 Agustus 2015
Jika ada pejabat ingin bertemu denganku, dia yang harus datang menemuiku.
Sebagai rakyat, aku telah menggajinya untuk menjadi pejabat.
—Twitter, 7 Agustus 2015
Di mataku, di pikiranku, di hatiku, orang paling tidak penting
adalah mereka yang menganggap dan merasa dirinya paling penting.
—Twitter, 7 Agustus 2015
Tidak ada yang lebih tidak penting di bawah langit,
selain orang-orang yang merasa dirinya sangat penting.
—Twitter, 7 Agustus 2015
*) Ditranskrip dari timeline @noffret.