Wanita yang bisa menanak nasi secara tradisional, bukan dengan rice cooker tapi menggunakan dandang dan panci, sungguh dia wanita terpuji.
Mencuci baju bisa diganti mesin, tapi menanak nasi... tidak! Sampai kapan pun aku hanya mau makan nasi yang dibuat dengan dandang dan panci.
Robot dan mesin-mesin terus menggantikan keluhuran tangan manusia. Kita butuh kearifan untuk dapat memilah dan memilih agar tetap manusia.
Aku tidak peduli apa pun yang digantikan mesin. Tapi nasi yang masuk ke tubuhku... aku harus memastikan benar-benar dibuat tangan manusia.
Aku bisa membedakan nasi yang dibuat rice cooker dan nasi yang dibuat dandang dan panci, seperti aku bisa membedakan orang hidup dan mati.
Ada ratusan warung dan rumah makan di sekitarku. Tapi aku hanya mendatangi warung makan yang membuat nasi dengan dandang dan panci.
Saat kau melihat seorang wanita mengangkat dandang nasi dari atas kompor yang menyala, maka ketahuilah kau sedang menyaksikan wanita mulia.
Istri yang menenteramkan, dalam pikiranku, adalah wanita yang bisa memasak, dan biasa menanak nasi secara tradisional. Itu saja sudah cukup.
Orang-orang bertanya kenapa aku memuja Ren Mukai. Oh, bukan karena dia cantik, tapi karena dia salihah di atas ranjang, dan hobi memasak!
Kepada calon istriku, kelak jangan masukkan rice cooker ke dalam rumah kita. Tetaplah buat nasi yang terpuji, dengan dandang dan panci.
*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 28 Februari 2017.