Rabu, 21 April 2021

Buah dari Langit

Tiap lihat Jack Ma muncul di timeline, dengan mukanya yang "innocent" itu, aku seperti diingatkan bahwa "wong bejo ngalahke wong pinter" itu benar-benar nyata, bisa terjadi, bahkan dalam skala spektakuler.

Jack Ma adalah contoh nyata "orang beruntung mengalahkan orang pintar".

Jack Ma bisa dibilang orang yang benar-benar sukses tanpa privilese. Latar belakangnya miskin, pendidikannya pas-pasan, penampilannya mungkin tidak meyakinkan, sementara teman-temannya menyepelekan impiannya. Saat membangun Alibaba, dia bahkan tidak bisa bikin alamat e-mail.

Salah satu bacaan favoritku adalah biografi orang-orang sukses, dan aku telah membaca biografi/kisah hampir semua orang yang namanya tercantum di Forbes. Termasuk Jack Ma, tentu saja. Melalui riset dan pembelajaran itu, aku punya gambaran apa penyebab (penting) kesuksesan mereka.

Sebelumnya, mungkin perlu kukatakan. The Conversation pernah merilis artikel ilmiah mengenai penyebab kenapa orang-orang bisa sukses. Yaitu privilese dan kebetulan! Terlepas dari tumpukan buku bisnis dan inspirasional yang pernah kubaca, aku setuju pada isi artikel itu.

Karena nyatanya memang itulah yang terjadi, setidaknya pada daftar orang yang namanya tercantum di Forbes. Tentu saja mereka akan mengatakan bahwa kunci suksesnya adalah kerja keras atau bahkan berdoa. Tapi ujung-ujungnya hanya dua itu tadi; privilese dan/atau kebetulan.

Agar ocehan ini cepat rampung, langsung saja pada Jack Ma, yang sejak tadi ingin kuocehkan.

Jack Ma tidak punya privilese. Aku telah merisetnya habis-habisan, jadi aku tahu betul soal ini. Tapi dia punya satu hal yang mengubah segalanya... kebetulan! Aku menyebutnya "timing".

Timing, waktu yang tepat, itulah "kebetulan luar biasa", hampir menyerupai keajaiban, yang dimiliki Jack Ma, hingga dia menjadi "wong bejo ngalahke wong pinter". Soal kecerdasan, dia bisa dibilang sangat standar, biasa saja. Tapi soal keberuntungan... ya, dia memilikinya.

Dan "kebetulan" yang dialami Jack Ma sebenarnya sangat sederhana. Waktu itu belum ada situs yang membahas produk-produk China di internet, jadi dia membuatnya. Alibaba itulah hasilnya. Sudah, itu saja! Dan hanya "itu saja", dia menjadi miliuner. Karena "timing"-nya sangat tepat.

Jangan salah paham. Ocehan ini tidak bermaksud mengajak siapa pun tidak usah belajar/bekerja/berdoa agar sukses. Tapi menunjukkan sisi lain penyebab kesuksesan yang mungkin belum sempat kita pikirkan. Bagaimana pun, belajar, bekerja, semangat, dan berdoa, tetap saja penting.

Tetapi, sekarang kita tahu, ada 2 hal yang sangat menentukan kesuksesan seseorang. Privilese dan kebetulan. Artinya, kalau memang tidak punya privilese, kita bisa "mengandalkan" kebetulan. Bagaimana caranya?

Menurutku, caranya adalah terus belajar, agar pikiran selalu terbuka.

"Kebetulan" itu "keberuntungan", dan keberuntungan seperti buah dari langit—persis seperti apel Newton.

Saat buah keberuntungan jatuh, hanya pikiran terbuka yang bisa menangkapnya. Tepat sama seperti Newton memahami gravitasi, padahal jutaan orang lain juga kejatuhan apel.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 1 Agustus 2020.

 
;