Minggu, 10 November 2024

Kemampuan Orang-orang Kuno

Ada banyak kemampuan manusia yang sangat penting, tapi hilang, karena tak pernah digunakan. Manusia yang hidup saat ini, sebenarnya, jauh berbeda dengan manusia yang hidup ribuan tahun lalu. Ada banyak kemampuan orang kuno yang sudah tidak dimiliki orang modern.

Contoh paling sederhana; orang-orang di zaman kuno tidak dimanjakan kendaraan bermesin, lift, atau semacamnya. Mau tidak mau, mereka menggunakan kaki, dan itu menjadikan tubuh mereka jauh lebih sehat sekaligus kuat, dibanding rata-rata orang modern seperti kita.

Jika contoh itu diteruskan, pada akhirnya kita akan masuk pada bagian-bagian penting lain pada diri manusia, dari kemampuan insting sampai telepati. Tapi kemampuan-kemampuan itu sudah hilang, bersama peradaban kuno yang runtuh, dan orang-orangnya yang musnah.

Belakangan, sebagian orang—ilmuwan—berpikir, bagaimana jika kita “hidupkan” kembali kemampuan-kemampuan orang kuno itu di zaman sekarang? Caranya tentu tidak bisa alami, mengingat kehidupan modern yang sudah jauh berbeda dengan kehidupan kuno. 

Berdasarkan pemikiran itu, mereka lalu merancang pelatihan yang khusus ditujukan untuk membentuk seseorang agar memiliki kemampuan seperti orang-orang kuno, meski hidup di zaman modern. Formulanya sederhana; tempatkan mereka pada kondisi mengancam/berbahaya.

Uraian ini bisa panjang sekali, dan mungkin baru selesai tahun 9452. Tapi mari gunakan contoh yang bisa kita pahami bersama, karena diilustrasikan lewat film yang bisa ditonton siapa pun.

Bagaimana Jason Bourne—dalam Bourne Identity—bisa tahu bahwa 100 meter di depannya akan ada jalan menurun, padahal dia belum pernah ada di sana? Jawabannya sederhana; insting. Itu kemampuan hebat orang-orang kuno yang tidak dimiliki orang modern.

Orang-orang kuno memiliki insting sangat hebat, khususnya untuk bertahan hidup, karena kehidupan masih primitif, penuh ancaman dan bahaya. Belakangan, ketika dunia makin modern, dan ancaman serta bahaya terus menurun, kemampuan (insting) itu perlahan hilang.

Karenanya, dalam pelatihan—yang dirancang para ilmuwan tadi—seseorang harus ditempatkan pada bahaya dan ancaman terus menerus, agar kemampuan insting alaminya muncul. Dan itu ilmiah. Saat dihadapkan pada ancaman dan bahaya, insting akan terasah.

Tetapi, seperti yang disebut tadi, kemampuan hebat terkait insting tidak bisa ditumbuhkan secara alami, karena kehidupan modern tidak mendukung kemampuan spesial itu. Karenanya, harus ada “simulasi” yang benar-benar menempatkan seseorang dalam bahaya.

Dalam kisah Jason Bourne, pelatihan yang dijalaninya, di antaranya, tidak tidur 7 hari 7 malam (di dunia nyata mungkin 3 hari 3 malam), dan selama waktu-waktu itu dia terus dihadapkan pada berbagai ancaman dan bahaya yang benar-benar bisa membunuhnya. Hanya ada dua pilihan; bertahan hidup, atau mati.

Pelatihan mengerikan itu disebut “tangki” (benar-benar ada di dunia nyata, tapi disangkal/dirahasiakan), merujuk pada tangki berisi air yang digunakan untuk membuat subjek terus terjaga. Ketika si subjek mulai kelelahan dan hampir tertidur atau pingsan, instruktur akan membenamkan kepalanya ke dalam air, hingga kembali terjaga.

Di bawah tekanan semacam itu, mau tak mau, secara “alamiah”, insting Jason Bourne akan terasah... dan jadilah dia sosok hebat yang kemudian kita saksikan dalam film. Tetapi, karena kehebatannya tidak tumbuh alami, ada efek samping; dia sering menderita sakit kepala.

 
;