Sabtu, 09 Januari 2010

Teman yang Baik



Banyak pakar pengembangan diri yang mengatakan bahwa hanya ada satu perbedaan antara siapa kita saat ini dan orang seperti apa kita lima tahun yang akan datang dari buku yang kita baca dan orang-orang yang mengelilingi kita.

Dengan siapa kita menghabiskan waktu itulah yang paling mempengaruhi sikap dan diri kita. Kalau kita bergaul dengan orang positif yang selalu berpikir positif, kita akan mendengarkan dari mereka bahwa hidup ini memang berat, tapi kita pasti akan bisa menjalaninya; bahwa untuk bisa sukses itu memang sulit, tapi kita akan selalu bisa meraihnya; bahwa kehidupan ini sungguh indah dan kita harus menghayatinya.

Tetapi kalau kita bergaul dengan orang negatif yang biasa berpikir negatif, maka kita akan sering mendengar bahwa hidup ini berat, jadi kita tak perlu susah-susah menjalaninya, santai saja; bahwa sukses itu sulit bahkan mustahil, sukses hanya untuk orang-orang tertentu saja, jadi kita tak usah susah-payah mengejarnya; bahwa kehidupan ini buruk, nasib kita jelek, Tuhan tidak adil, dan hal buruk lainnya.

Henry Ford, sang pencipta mobil itu, menasihatkan, “Teman terbaik saya adalah orang yang membantu mengeluarkan segi terbaik saya.”

Pepatah lama Swedia menyatakan, “Kau harus segera memilih teman-temanmu selagi hari masih terang.” Sementara Peribahasa Cina kuno menyebutkan, “Hidup itu sebagian kita yang menentukan, dan sebagian lagi ditentukan oleh teman-teman dan sahabat-sahabat yang kita pilih.”

Kita tumbuh menjadi gemuk atau kurus, sehat atau sakit, melalui pilihan makanan yang kita pilih untuk dimakan. Kita berkembang menjadi individu yang lebih mandiri dengan cara memilih buku-buku dan bahan-bahan bacaan yang kita pilih untuk dibaca. Kita membentuk kehidupan dan gaya hidup kita tidak hanya karena perilaku pribadi kita semata-mata, tetapi juga karena pengaruh dari orang-orang yang telah kita pilih sebagai teman-teman atau sahabat kita.

Kita memiliki hak untuk memilih apapun untuk hidup kita, sekaligus kita pun memiliki tanggung jawab untuk setiap pilihan yang kita ambil itu. George Eliot menegaskan, “Prinsip perkembangan yang paling kuat terletak dalam pilihan manusia itu sendiri.” Karenanya, ambillah dan pilihlah dengan bijak.

Saya ingin menegaskan bahwa saya bukan sedang mengajari agar kita pilah-pilih dalam berkawan. Saya hanya sedang mengajukan fakta bahwa kehadiran dan sosok seorang kawan apalagi sahabat dalam hidup kita akan memiliki pengaruh yang begitu besar dalam kehidupan pribadi kita. Dengan siapa kita berkawan, dengan siapa kita banyak melewatkan waktu, itu akan memberikan pengaruh yang besar dalam hidup kita.

Jika kita berdekatan dengan pembuat minyak wangi, maka kita pun akan terkena harum wanginya. Jika kita berdekatan dengan pandai besi, maka kita pun akan terkena aroma serbuk besi. Begitu pun, kau tentu tahu bagaimana kulit kambing yang salah memilih kawan, kan? Ketika ia berkawan dengan kayu dan menjadi bedug, ia dipukul berkali-kali setiap hari. Tetapi ketika ia berkawan dengan buku, menjadi sampul kitab suci, orang bahkan menciumnya setiap kali akan mengambil dan meletakkannya kembali.

Kulit kambing tidak salah, ia hanya salah dalam memilih kawan. Dan...begitu pula dengan kita.


 
;