Mungkin kita sudah tak asing dengan nama Dan Brown—penulis yang selalu mengguncang dunia setiap kali novelnya terbit. Nah, bagaimana dengan nama Andy McDermott? Pernah mendengar nama ini?
Andy McDermott adalah penulis novel dengan genre tak jauh beda dengan Dan Brown, namun memiliki karakteristiknya sendiri. Sama seperti novel-novel Dan Brown, novel-novel Andy McDermott juga tergolong “buku yang tak bisa diletakkan” begitu kita mulai membaca lembaran-lembarannya. Saya tak bermaksud membandingkan Dan Brown dengan Andy McDermott—karena mereka tentu memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Yang ingin saya tuliskan di sini adalah keasyikan saat membaca dua novel yang ditulis Andy McDermott.
Pertama kali mengenal Andy McDermott saat tanpa sengaja saya menemukan novel terjemahan berjudul The Hunt for Atlantis. Sewaktu menemukan novel itu di salah satu rak toko buku, saya mencium bau petualangan yang asyik, dan ternyata memang demikian. The Hunt for Atlantis menyuguhkan aksi petualangan yang bukan hanya mengasyikkan, tapi juga penuh ketegangan yang nyaris tanpa jeda. Andy McDermott benar-benar tahu bagaimana membuat adrenalin pembaca terus-menerus berpacu dengan ketegangan kisah yang ditulisnya.
Tak perlu disebutkan lagi, saya benar-benar puas membaca novel itu, dan berharap Andy McDermott masih menulis novel lain. Harapan saya terkabul—penulis cerdas itu kembali menulis novel lain, kali ini berjudul The Tomb of Hercules. Sebagaimana novel yang terdahulu, novel kedua ini pun sangat bagus—seru, penuh ketegangan, sekaligus menyuguhkan petualangan yang asyik dinikmati. Alur ceritanya sangat cepat, dan plotnya juga tak terduga.
Kalau The Hunt for Atlantis menceritakan kisah petualangan dan pencarian Atlantis, The Tomb of Hercules mengisahkan pencarian makam tokoh legendaris Yunani, Hercules. Uniknya, petualangan-petualangan itu memiliki tokoh utama yang sama, yakni Eddie Chase, seorang mantan anggota SAS, dan Dr. Nina Wilde, seorang arkeolog yang tergila-gila pada situs-situs bersejarah. Kedua tokoh utama inilah yang akan mengajak kita mengikuti aksi-aksi petualangan mereka yang mendebarkan.
Selama membacanya, saya sangat menyukai Eddie Chase. Tokoh ini begitu hidup, dan memiliki karakteristik yang benar-benar unik—baik hati tapi kasar, arogan tapi sangat jagoan. Karakternya mirip James Bond, hanya si Eddie Chase ini punya selera humor yang aneh. Sekali kita memahami selera humornya, dijamin akan terus terpingkal-pingkal menikmati celetukan-celetukannya.
Sama pula seperti James Bond yang suka menghancurkan apa pun tanpa pikir panjang, Eddie Chase juga sangat ‘hobi’ meledakkan dan menghancurkan segala sesuatu dalam upaya mengalahkan musuh-musuhnya. Maka jadilah petualangan-petualangannya—dari The Hunt for Atlantis sampai The Tomb of Hercules—berisi adegan-adegan berbahaya penuh ledakan, tabrakan, baku hantam, perang senjata, sampai kejar-kejaran menantang maut, yang semuanya mampu menahan pembaca untuk tetap duduk dan meneruskan membaca kisahnya.
Saya sendiri juga merasa ‘ditahan’ untuk tidak ke mana-mana selagi menikmati dua novel itu. Sewaktu membacanya, saya benar-benar tenggelam dalam aksi petualangan yang saya baca—tak jauh beda saat menyaksikan aksi menegangkan di layar film. Inilah salah satu kehebatan novel-novel Andy McDermott—dia bisa mengisahkan jalan cerita yang ditulisnya dengan sangat filmis, sehingga pembaca mampu membayangkan secara visual. Deretan kata-kata dalam novel itu mampu menghadirkan bangunan bentuk gambar-gambar yang dapat dibayangkan pembaca.
Terlepas apakah Atlantis benar-benar ada atau makam Hercules benar-benar nyata, yang jelas Andy McDermott adalah penulis novel yang bagus, yang karya-karyanya layak dibaca dan dikoleksi. Kisah-kisah yang ditulisnya tidak hanya memberi pengalaman membaca yang mengasyikkan, tetapi juga menyuguhkan hiburan yang berbeda. Andy McDermott mampu menggabungkan aksi petualangan menegangkan dengan selera humor yang membuat pembaca terpingkal-pingkal. Ini nilai lebih yang jarang dimiliki penulis lain dalam genre ini.
Kalau kita kebetulan juga penyuka novel petualangan dan suka menikmati kisah-kisah penuh aksi yang menegangkan, saya merekomendasikan dua novel ini. The Hunt for Atlantis dan The Tomb of Hercules akan memberikan apa pun yang kita inginkan dari novel-novel petualangan. Dan saya pun berharap, semoga Andy McDermott masih akan menulis novel-novel lain, agar saya bisa kembali menikmati bacaan yang bagus, menghibur, serta memberi pengalaman membaca yang menyenangkan.
Andy McDermott adalah penulis novel dengan genre tak jauh beda dengan Dan Brown, namun memiliki karakteristiknya sendiri. Sama seperti novel-novel Dan Brown, novel-novel Andy McDermott juga tergolong “buku yang tak bisa diletakkan” begitu kita mulai membaca lembaran-lembarannya. Saya tak bermaksud membandingkan Dan Brown dengan Andy McDermott—karena mereka tentu memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Yang ingin saya tuliskan di sini adalah keasyikan saat membaca dua novel yang ditulis Andy McDermott.
Pertama kali mengenal Andy McDermott saat tanpa sengaja saya menemukan novel terjemahan berjudul The Hunt for Atlantis. Sewaktu menemukan novel itu di salah satu rak toko buku, saya mencium bau petualangan yang asyik, dan ternyata memang demikian. The Hunt for Atlantis menyuguhkan aksi petualangan yang bukan hanya mengasyikkan, tapi juga penuh ketegangan yang nyaris tanpa jeda. Andy McDermott benar-benar tahu bagaimana membuat adrenalin pembaca terus-menerus berpacu dengan ketegangan kisah yang ditulisnya.
Tak perlu disebutkan lagi, saya benar-benar puas membaca novel itu, dan berharap Andy McDermott masih menulis novel lain. Harapan saya terkabul—penulis cerdas itu kembali menulis novel lain, kali ini berjudul The Tomb of Hercules. Sebagaimana novel yang terdahulu, novel kedua ini pun sangat bagus—seru, penuh ketegangan, sekaligus menyuguhkan petualangan yang asyik dinikmati. Alur ceritanya sangat cepat, dan plotnya juga tak terduga.
Kalau The Hunt for Atlantis menceritakan kisah petualangan dan pencarian Atlantis, The Tomb of Hercules mengisahkan pencarian makam tokoh legendaris Yunani, Hercules. Uniknya, petualangan-petualangan itu memiliki tokoh utama yang sama, yakni Eddie Chase, seorang mantan anggota SAS, dan Dr. Nina Wilde, seorang arkeolog yang tergila-gila pada situs-situs bersejarah. Kedua tokoh utama inilah yang akan mengajak kita mengikuti aksi-aksi petualangan mereka yang mendebarkan.
Selama membacanya, saya sangat menyukai Eddie Chase. Tokoh ini begitu hidup, dan memiliki karakteristik yang benar-benar unik—baik hati tapi kasar, arogan tapi sangat jagoan. Karakternya mirip James Bond, hanya si Eddie Chase ini punya selera humor yang aneh. Sekali kita memahami selera humornya, dijamin akan terus terpingkal-pingkal menikmati celetukan-celetukannya.
Sama pula seperti James Bond yang suka menghancurkan apa pun tanpa pikir panjang, Eddie Chase juga sangat ‘hobi’ meledakkan dan menghancurkan segala sesuatu dalam upaya mengalahkan musuh-musuhnya. Maka jadilah petualangan-petualangannya—dari The Hunt for Atlantis sampai The Tomb of Hercules—berisi adegan-adegan berbahaya penuh ledakan, tabrakan, baku hantam, perang senjata, sampai kejar-kejaran menantang maut, yang semuanya mampu menahan pembaca untuk tetap duduk dan meneruskan membaca kisahnya.
Saya sendiri juga merasa ‘ditahan’ untuk tidak ke mana-mana selagi menikmati dua novel itu. Sewaktu membacanya, saya benar-benar tenggelam dalam aksi petualangan yang saya baca—tak jauh beda saat menyaksikan aksi menegangkan di layar film. Inilah salah satu kehebatan novel-novel Andy McDermott—dia bisa mengisahkan jalan cerita yang ditulisnya dengan sangat filmis, sehingga pembaca mampu membayangkan secara visual. Deretan kata-kata dalam novel itu mampu menghadirkan bangunan bentuk gambar-gambar yang dapat dibayangkan pembaca.
Terlepas apakah Atlantis benar-benar ada atau makam Hercules benar-benar nyata, yang jelas Andy McDermott adalah penulis novel yang bagus, yang karya-karyanya layak dibaca dan dikoleksi. Kisah-kisah yang ditulisnya tidak hanya memberi pengalaman membaca yang mengasyikkan, tetapi juga menyuguhkan hiburan yang berbeda. Andy McDermott mampu menggabungkan aksi petualangan menegangkan dengan selera humor yang membuat pembaca terpingkal-pingkal. Ini nilai lebih yang jarang dimiliki penulis lain dalam genre ini.
Kalau kita kebetulan juga penyuka novel petualangan dan suka menikmati kisah-kisah penuh aksi yang menegangkan, saya merekomendasikan dua novel ini. The Hunt for Atlantis dan The Tomb of Hercules akan memberikan apa pun yang kita inginkan dari novel-novel petualangan. Dan saya pun berharap, semoga Andy McDermott masih akan menulis novel-novel lain, agar saya bisa kembali menikmati bacaan yang bagus, menghibur, serta memberi pengalaman membaca yang menyenangkan.