Kamis, 22 April 2010

Istirah Sejenak

Segala sesuatu yang kita pikirkan mempengaruhi reaksi kimia tubuh kita dalam waktu singkat. Misalnya, jika kita tengah duduk termenung sendirian dan kemudian muncul suara yang amat keras dan mengejutkan secara tiba-tiba, maka secara otomatis suatu gelombang keterkejutan mengalir ke seluruh sistem tubuh kita. Pikiran pun memproduksi reaksi seketika dalam tubuh kita.

Eksperimen ilmiah telah mendemonstrasikan berbagai cara luar biasa untuk membunuh kelinci percobaan, salah satunya adalah ini:

Gangguan emosional dalam diri kita akan menyebabkan timbulnya toksin (racun) yang sangat kuat dan mematikan. Pada saat sampel darah dari orang yang sedang mengalami ketakutan atau kemarahan yang intens disuntikkan ke tubuh kelinci percobaan, binatang ini pun mati dalam waktu kurang dari dua menit. Sekarang bayangkan apa yang bisa dilakukan toksin ini pada tubuh kita. Toksin yang dihasilkan oleh ketakutan, kemarahan, frustrasi, dan stres, tidak hanya mematikan kelinci percobaan, tetapi juga kita, dengan cara yang sama.

Di dalam kesibukan hidup sehari-hari, tidak jarang tekanan pekerjaan dan keinginan membangun hidup membuat kita menjadi stres dan pikiran menjadi berat. Terkadang, ketika kita sampai pada tahap semacam itu, emosi kita menjadi labil dan kita pun menjadi mudah meledak hanya karena persoalan-persoalan kecil, kita menjadi mudah panik hanya karena masalah-masalah sepele. Di saat-saat seperti itulah kita membutuhkan istirahat dan rekreasi yang sehat untuk menyegarkan kembali pikiran kita, sekaligus menyegarkan kembali tubuh kita.

Refresing dibutuhkan bukan saja untuk menyegarkan kembali pikiran kita yang telah kusut, tetapi juga dibutuhkan untuk melahirkan ide-ide baru dan pikiran-pikiran baru yang cemerlang. Banyak orang besar yang telah merasakan manfaat dari refresing ini. Penulis Jerman yang terkenal, Goethe, membiasakan diri untuk berjalan-jalan sampai jauh untuk merangsang otak jeniusnya. Filsuf besar Jerman, Nietzche, mengaku bahwa semua ide besarnya muncul dalam benaknya selagi ia berjalan-jalan sambil berpikir tentang hal-hal yang tak ada sangkut pautnya dengan soal-soal filsafat.

Jangan menganggap waktu istirahat atau refresing sebagai membuang-buang waktu atau menghabiskan energi, karena istirahat dan refresing bisa membantu kita untuk meluangkan waktu dan berpikir secara jernih serta menghasilkan energi baru. Seperti baterai ponsel kita yang selalu perlu di-charge, baterai di dalam diri kita pun perlu kembali diisi agar energinya tak pernah habis, dan salah satu cara pengisiannya adalah dengan istirahat dan refresing.

Kau tentu sudah hafal dengan pepatah yang menyatakan ‘mensana in cor porisano’, atau jiwa yang sehat terdapat dalam tubuh yang sehat. Ini salah satu nasihat tertua di dunia, dan sampai sekarang nasihat itu tetap berlaku. Filsuf Perancis, Jean Jacques Rousseau menyatakan, “Ketika sedang lemah, badan memegang komando. Tetapi kalau kuat, badan akan patuh.”

Karena itulah, betapa pun sibuknya kita bekerja keras dalam upaya menuju kesuksesan dan memperbaiki hidup, jangan pernah melupakan kesehatan kita. Tubuh kita tak jauh beda dengan mesin yang juga membutuhkan bahan bakar dan pelumas agar tetap bisa beroperasi. Makanan yang tepat dan minuman yang sehat adalah bensin bagi mesin, dan istirahat yang tak berlebihan adalah oli yang akan membuat lancar operasi mesin. Jauh lebih baik kita beristirahat dengan keinginan kita sendiri, daripada kita dipaksa beristirahat oleh sakit.

Mungkin orang bisa saja mengatakan, “Pekerjaan saya amat banyak. Saya tak punya waktu untuk istirahat.” Justru karena pekerjaan yang amat banyak itulah, kita perlu istirahat agar kualitas kinerja kita tetap dapat dipertahankan.

Abraham Lincoln pernah ditanya orang, “Apa yang akan Anda lakukan jika punya waktu delapan jam untuk menebang pohon?”

Abraham Lincoln menjawab, “Saya akan menggunakan empat jam pertamanya untuk mengasah gergaji.”

Istirahat adalah saat mengasah gergaji. Mungkin gergaji yang tumpul dapat tetap digunakan untuk menebang pohon, namun itu akan membuang lebih banyak waktu dan tenaga. Tubuh yang letih pun mungkin masih dapat dipaksa untuk bekerja, namun itu hanya akan memboroskan hidup kita.

 
;