Selasa, 20 Desember 2011

Mengapa Tuhan Menciptakan Nyamuk

Tiada Tuhan tanpa sebuah dunia, dan tiada dunia tanpa Tuhan.
Friedrich Schleiermacher

Kita adalah pensil yang digerakkan oleh tangan Tuhan.
Mother Theresa


Sebagai manusia yang daif, kadang-kadang kita mempertanyakan alasan penciptaan yang kesannya tidak bermanfaat. Nyamuk, misalnya. Apa kira-kira alasan Tuhan menciptakan nyamuk? Makhluk kecil ini sangat mengganggu, membuat gatal, bahkan tidak jarang membawa penyakit. Di sisi lain, nyamuk—sepertinya—tidak memberikan manfaat apa pun.

Konon, nyamuk yang menggigit kulit kita adalah nyamuk betina, karena nyamuk jantan tidak pernah menggigit. Tapi tak peduli digigit nyamuk jantan atau betina, gigitan nyamuk sangat mengganggu sekaligus menjengkelkan.

Dalam suatu ceramahnya, Ustadz Zainuddin MZ (almarhum) pernah menjelaskan alasan Tuhan menciptakan nyamuk. “Dengan adanya nyamuk,” kata Ustadz Zainuddin waktu itu, “maka orang pun mencari cara untuk menghindari gangguan nyamuk. Lalu obat antinyamuk ditemukan. Setelah itu, pabrik obat antinyamuk berdiri, sehingga orang-orang pun mendapatkan lapangan kerja.”

Saya masih SD ketika mendengar ceramah itu, dan saya pun menyetujui ulasan tersebut. Sepertinya masuk akal, pikir saya waktu itu. Tetapi, seiring perjalanan waktu, saya mulai mempertanyakan kebenarannya. Apa iya Tuhan menciptakan nyamuk dengan tujuan agar orang bisa membangun pabrik? Jika benar begitu, sepertinya Tuhan juga punya sifat kapitalis.

Nah, kalau memang bukan itu alasan Tuhan menciptakan nyamuk, lalu apa latar belakang penciptaannya? Sampai bertahun-tahun lamanya saya tetap tidak menemukan jawaban yang sekiranya masuk akal dan dapat saya percaya. Bahkan, ketika menulis catatan ini pun, saya tetap masih ragu pada jawaban pastinya.

Suatu malam, ketika sedang membaca buku, seekor nyamuk menempel ke kulit lengan saya. Karena sedang khusyuk membaca, saya tidak menyadari keberadaan nyamuk tersebut. Sampai akhirnya, ketika mulai sadar pada gigitannya, lengan saya sudah ditumbuhi bentol merah yang cukup besar. Dan gatal. Dan menjengkelkan. Dan tiba-tiba saya mulai melihat alasan kenapa Tuhan menciptakan nyamuk.

Meski saya tidak bertubuh besar seperti Ade Rai, tetapi ukuran tubuh saya ribuan kali lipat lebih besar dibanding ukuran seekor nyamuk. Dan nyamuk yang amat kecil itu mampu menciptakan perubahan (bentol besar) pada diri saya yang ukurannya ribuan kali lipat lebih besar.

Oh, well, sekarang saya tahu kenapa Tuhan menciptakan nyamuk. Dan setiap kali saya merasa terlalu kecil untuk menciptakan perubahan, saya akan belajar kepada nyamuk.

….
….

Seratus enam puluh tahun yang lalu, ada seorang lelaki bernama William Lloyd Garrison, yang meneriakkan tuntutan agar perbudakan umat manusia dihentikan, karena menurutnya perbudakan adalah pelecehan terhadap penciptaan Tuhan, serta merendahkan harkat martabat manusia.

Pada masa itu, perbudakan adalah hal lazim di Amerika dan Eropa, sehingga ketika Garrison meneriakkan tuntutannya, ia dicibir, ditertawakan, bahkan ditentang habis-habisan oleh semua institusi di negaranya. Pemerintah Amerika menentang perjuangannya, masyarakat menertawakannya, sementara para ahli agama mengeluarkan fatwa bahwa perbudakan adalah bagian dari kehendak Tuhan.

Tetapi Garrison tak peduli. Sebagai jurnalis, ia terus menulis, meneriakkan protesnya tanpa henti, dan menyuarakan bahwa perbudakan adalah kejahatan, dan sudah saatnya manusia dibebaskan dari kebodohan, keterbelakangan, serta pengebirian dari sesama manusia lainnya.

Orang-orang yang menentangnya menyatakan bahwa perbudakan telah berjalan sekian ratus tahun, bahkan sekian ribu tahun sebelumnya, maka tak ada satu kekuasaan pun yang bisa menghapuskannya. Sementara Garrison berkeyakinan bahwa apa pun yang telah dilakukan sekian ratus atau bahkan sekian ribu tahun bukan berarti sesuatu itu benar dan bisa terus dibenarkan. Karena itu kemudian Garrison membulatkan tekadnya, dan memulai perjuangan yang telah dimustahilkan oleh jutaan orang di negaranya.

Seperti bola salju, tulisan-tulisan dan teriakan Garrison perlahan-lahan mulai memperoleh tanggapan positif dan dukungan dari masyarakat, dan gerakan yang pada mulanya diawali satu orang itu kemudian berubah menjadi kekuatan jutaan orang. Pada akhirnya, ketika Garrison meninggal dunia karena dimakan usia, perjuangannya diteruskan orang-orang lainnya, termasuk oleh Martin Luther King. Hari ini, perbudakan manusia dinyatakan sebagai kejahatan.

Mungkin, saya pikir, William Lloyd Garrison telah belajar kepada nyamuk.

 
;