Bayi-bayi terlelap di pelukan malam.
Anak-anak menyanyikan kidung rembulan.
Orang-orang dewasa menghitung bintang.
—Twitter, 23 April 2012
Setiap detik, seorang bayi dilahirkan ke dunia.
—Twitter, 24 April 2012
Seperti daun gugur yang terlepas dari ranting cabang,
bayi lahir dengan keluar dari keabadian.
—Twitter, 24 April 2012
Tidak ada bayi yang tertawa saat lahir,
karena tidak ada kemurnian yang senang meninggalkan hening.
—Twitter, 24 April 2012
Bayi-bayi bahagia dalam keheningannya,
namun mereka dipaksa keluar demi pemuasan ego manusia.
—Twitter, 24 April 2012
Manusia berusaha memiliki bayi karena sadar mereka tidak abadi.
Ironisnya, mereka memaksa bayi keluar dari hidup yang abadi.
—Twitter, 24 April 2012
Seseorang berkata bayinya bahagia. Aku ingin sekali
tahu bagaimana ia bisa mengetahuinya.
—Twitter, 24 April 2012
Aku mencintai bayi-bayi yang dilahirkan.
Aku lebih mencintai bayi-bayi yang tak pernah dilahirkan.
—Twitter, 24 April 2012
Jika kebebasan untuk memilih telah diberikan sejak manusia
menjadi bayi, aku ragu mereka memilih untuk dilahirkan.
—Twitter, 24 April 2012
Jika aku bisa kembali ke masa lalu, aku tidak meminta kembali
menjadi bayi. Aku akan meminta untuk tidak dilahirkan.
—Twitter, 24 April 2012
Sebelum menjadi bayi, aku hidup bebas dan abadi.
Setelah lahir, aku disiksa dan dipenjara oleh banyak hal yang tak kuingini.
—Twitter, 24 April 2012
Aku takut memiliki bayi yang akan mengutuk kehidupannya,
sebagaimana aku menyesali lahirku ke dunia.
—Twitter, 24 April 2012
Kepada bayi-bayi yang lahir detik ini, aku berdoa
semoga kalian bisa memperoleh tangan-tangan penuh kasih.
—Twitter, 24 April 2012
Kepada masa depanku, jika ditakdirkan memiliki bayi,
aku tak akan lupa pernah menulis rangkaian kata-kata ini.
—Twitter, 24 April 2012
*) Ditranskrip dari timeline @noffret