***
Itu baru nyamuk. Dan semut. Jika hewan-hewan kecil itu saja bisa menimbulkan malapetaka bagi Bumi jika punah, tidak bisakah kita membayangkan apa yang mungkin akan terjadi jika hewan-hewan lebih besar yang mengalami kepunahan? Pergilah ke perpustakaan, bacalah buku-buku yang menjelaskan tentang itu, dan lihat bagaimana efek mengerikan yang akan terjadi jika hewan-hewan—apa pun—punah dari muka Bumi.
Kemudian pohon. Selain hewan dan manusia, pohon atau tumbuhan adalah makhluk hidup yang juga mendiami planet ini. Apa yang akan terjadi jika pohon dan tumbuhan lainnya musnah dari muka Bumi?
Bayangkanlah suatu hari yang gersang, ketika Bumi yang kita kenal dan tinggali ini kehilangan semua pohon, besar maupun kecil. Tidak ada lagi tumbuhan apalagi bunga dan buah-buahan, sementara burung-burung yang biasa bernyanyi di antara ranting pohon meninggalkan kehampaan.
Hutan punah, dan hewan-hewan liar di sana berlarian di antara sesaknya perkotaan. Hewan-hewan ternak tak bisa lagi merumput, karena rumput telah punah, dan mereka hidup hari demi hari sambil menunggu ajal dengan sekarat. Manusia tak bisa lagi makan dari hasil alam, karena ladang dan persawahan telah punah, dan sebagai gantinya mereka memangsa hewan-hewan.
Bayangan mengerikan semacam itu mungkin tak akan terjadi, tapi siapa yang bisa menjamin jika pembakaran dan pembalakan hutan terus dilakukan, alam liar terus dirusak, sementara sawah dan ladang terus diubah menjadi pabrik dan tempat pemukiman?
Apa yang akan terjadi jika semua pohon di Bumi tak ada lagi? Jawabannya adalah horor!
Bagi Bumi, pohon berfungsi menyerap air. Hutan mampu menyerap air hingga 60 sampai 80 persen ke dalam tanah. Itu menjadikan pohon memiliki cadangan air tanah. Akar pohon juga berfungsi menahan erosi. Ketika hujan turun, tanah yang terkikis akan masuk ke aliran sungai, dan menyebabkan terjadinya endapan. Keberadaan pohon akan menahan hal tersebut, sekaligus mempertahankan kesuburan tanah.
Karena adanya dahan-dahan pohon, butir-butir air tidak langsung terjatuh ke permukaan tanah ketika turun hujan, sehingga efeknya tidak sampai menggerus lapisan tanah bagian atas yang umumnya subur.
Akar pohon menyerap air hujan ke tanah, sehingga tidak mengalir sia-sia. Kemudian, pohon mengikat air di pori tanah, dan menjadikannya sebagai cadangan air di musim kemarau, sehingga ketersediaan air tanah secara berkesinambungan tetap terjaga. Karena keteraturan itu, Bumi mampu bertahan dari kekeringan di musim kemarau, dan musim penghujan tidak sampai menimbulkan ancaman banjir.
Kemudian, akar pohon juga mengikat butir-butir tanah, sehingga dapat mencegah terjadinya erosi dan tanah longsor. Pohon-pohon di hutan mendaur ulang hujan dan membangun iklim mikro, menguapkan 3/4 air hujan ke atmosfer, sehingga iklim mikro terjaga, kelembapan terkendali, dan curah hujan turun.
Jika tidak ada lagi pohon di Bumi, maka hal di atas tidak akan terjadi. Air di tanah akan menguap. Ketika turun hujan, daya gerus airnya akan membawa endapan lumpur ke sungai, dan mencemari air. Bumi akan kering kerontang ketika kemarau datang, dan longsor serta banjir akan terjadi ketika musim penghujan. Ketika itu terjadi, manusia tetap akan bertahan hidup, tapi kisahnya belum selesai.
Selain menyerap air dan menjaga kesuburan tanah, pohon juga berfungsi dalam mata rantai makanan. Di alam, terjadi proses hubungan timbal balik, dan ketergantungan antarkomponen selalu melibatkan tanaman—langsung maupun tak langsung. Karenanya, jika pohon yang memiliki fungsi penting dalam rantai makanan sampai punah, maka bisa dipastikan kehidupan semua makhluk hidup akan terpengaruh.
Pohon menyediakan habitat bagi ratusan spesies. Kepunahannya akan menyebabkan kepunahan sama pada spesies yang bergantung padanya. Tapi itu bukan hal terburuk yang akan terjadi. Seperti yang disebutkan di atas, punahnya pohon juga akan menghancurkan rantai makanan di planet ini, yang efeknya akan sampai pada manusia.
Lanjut ke sini.