***
Seperti yang dibilang tukang tadi, di Indonesia memang ada beberapa pabrik pembuat pipa yang ditujukan untuk menguras bak mandi. Biasanya, pabrik-pabrik itu juga memproduksi alat-alat bangunan lain. Ketika saya mulai mencari tahu tentang hal itu, saya menemukan fakta yang benar-benar tidak masuk akal. Pabrik-pabrik itu setiap hari memproduksi ribuan unit pipa semacam itu.
Sudahkah kita melihat letak keanehannya…?
Setiap hari, ada pabrik-pabrik yang memproduksi ribuan pipa untuk menguras bak mandi! Padahal, tidak setiap hari orang butuh pipa semacam itu, kan? Kalau hari ini kita membuat bak mandi baru dan membutuhkan pipa semacam itu, bisa jadi pipa itu akan bertahan di kamar mandi kita sampai bertahun-tahun, atau bahkan sampai seumur hidup. Lalu kenapa pabriknya terus memproduksi pipa semacam itu sampai ribuan unit setiap hari?
Jawaban paling logis untuk pertanyaan itu tentu karena setiap hari ada orang yang membuat rumah baru, atau kamar mandi baru, sehingga mereka menjadi konsumen pipa penguras bak mandi. Tapi benarkah begitu? Benarkah setiap hari ada ribuan orang yang membutuhkan pipa semacam itu? Kemampuan akal saya tidak mampu menjawabnya. Kalau satu dua orang—atau setidaknya puluhan orang—setiap hari membutuhkan pipa semacam itu, mungkin masih terdengar masuk akal. Tapi kalau setiap hari ada ribuan orang membeli pipa semacam itu, terus terang saya kebingungan memahaminya.
Faktanya, pabrik pembuat pipa semacam itu setiap hari terus memproduksi ribuan unit pipa. Artinya, berdasarkan pertimbangan bisnis, tentu ada permintaan pasar yang mengharuskan mereka terus membuat pipa untuk menguras bak mandi. Karena, pabrik-pabrik itu tentunya tidak mau merugi dengan membuat barang yang tak dibutuhkan pasar. Jika setiap hari mereka memproduksi barang itu, artinya pasarnya ada, konsumennya ada, dan setiap hari memang dibutuhkan ribuan orang.
Jadi, setiap hari, di negeri ini ada ribuan orang yang membutuhkan pipa untuk menguras bak mandi! Kenyataan itu, bagi saya, benar-benar fantastis, jika tak mau dibilang tak masuk akal.
Pipa! Demi Tuhan! Pipa untuk menguras bak mandi! Memangnya siapa yang tiap hari membeli benda semacam itu?
Sekarang, ketika saya menulis catatan ini, saya mulai mengira-ngira. Menggunakan estimasi, coba kita perkirakan yang terjadi. Umpamakan saja di Indonesia ada lima pabrik yang masing-masingnya memproduksi empat ribu pipa setiap hari. Ingat, pipa penguras bak mandi itu buatan mesin, bukan buatan tangan. Jadi wajar kalau mereka mampu memproduksi ribuan unit setiap hari.
Nah, jika dalam sehari ada lima pabrik yang masing-masingnya memproduksi 4.000 pipa, maka dalam satu hari ada 20.000 pipa baru. Artinya pula, setiap hari setidaknya ada 20 ribu orang yang membuat rumah baru, bak mandi baru, atau bak mandi lamanya perlu pipa baru untuk menguras bak mandi.
Secara statistik, jumlah 20.000 orang yang membeli pipa untuk kamar mandinya mungkin terdengar absurd. Tetapi, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 200 juta lebih, jumlah itu jadi tampak sedikit, dan pembuatan pipa yang mencapai ribuan unit setiap hari jadi mulai tampak wajar. Kenyataan itu pun perlahan-lahan mengendap dalam pikiran saya.
Sesuatu yang semula tampak tidak masuk akal, perlahan-lahan mulai masuk akal sewaktu kita menguraikannya. Tetapi… benarkah di negeri ini ada ribuan orang yang tiap hari memang membeli pipa itu? Benarkah setiap hari ada ribuan orang yang membuat kamar mandi baru? Meski estimasinya tampak wajar dan masuk akal, saya tetap sulit menerima kenyataan bahwa pipa semacam itu setiap hari terjual sampai ribuan unit. Benda itu terlihat, estimasinya juga wajar. Tapi bagi saya tetap tak masuk akal.
Mungkin saya memang cukup tolol untuk memahami hal-hal semacam itu. Kenyataannya saya juga tidak pernah berbisnis pipa, sehingga tidak pernah menyaksikan langsung untuk membuktikannya. Seumur-umur, saya juga belum pernah membeli pipa penguras bak mandi satu kali pun. Jadi, urusan pipa pun mentok sampai di situ. Hanya sebatas perkiraan, yang bagi saya tetap sulit dinalar.
Lanjut ke sini.