Rabu, 10 Februari 2021

Bayanganku Tentangmu, Bayanganmu Tentangku

Dari dulu aku juga heran sama orang-orang yang cuma kenal di dunia maya, belum pernah ketemu, tapi sudah jadian... atau berharap jadian. Ya suka-suka mereka, sih. Tapi aku benar-benar tak paham dengan hubungan semacam itu, dan sama sekali tak tertarik mencoba.

Mungkin pikiranku yang terlalu ruwet. Tapi aku menganggap "jadian" adalah "komitmen", dan komitmen butuh pengenalan dalam arti sesungguhnya, yang tentu tidak bisa diwakili hanya sekadar "kenal" di dunia maya. Menurutku, sangat riskan menjalin komitmen hanya berdasar hal itu.

Tanpa bermaksud membandingkan manusia dengan benda, aku pernah beberapa kali "jatuh cinta" pada motor baru yang foto-fotonya muncul di internet. Lalu aku datang ke dealer, untuk beli. Sesampai di dealer, aku kecewa, dan berpikir, "Kok gini? Kok gak sebagus foto-fotonya?"

Untung itu cuma motor. Bagaimana absurdnya kalau ilustrasi semacam itu terjadi pada manusia lain yang sekadar kukenal di dunia maya? Bisa jadi, aku merasa "jatuh cinta" pada seseorang yang cuma kulihat di dunia maya, lalu jadian dengannya, lalu kami bertemu... dan saling kecewa.

Bahkan baru membayangkannya saja, aku sudah ngeri. Aku takut mengecewakan ekspektasi orang lain, sebagaimana aku takut kecewa karena ekspektasiku keliru. Menjalin hubungan dengan seseorang hanya berdasar tahu atau kenal di dunia maya adalah hal terakhir yang mungkin kulakukan.

Memang ada orang-orang yang berjodoh hingga menjalin komitmen, karena kenal di dunia maya. Tapi tentu butuh proses—atau setidaknya, itulah yang kupikirkan. Karena komitmen, mestinya, dibangun dari ketertarikan yang sama, kedekatan yang menyenangkan, dan kenyamanan yang seimbang.

"Ayo kita ketemu, siapa tahu bisa jadian."

Tidak! Ekspektasi semacam itu akan rentan saling mengecewakan. Jika aku bersedia menemui seseorang yang kukenal di dunia maya, pertemuan itu tidak boleh ada ekspektasi semacam itu. Aku tidak ingin kecewa, dan tidak ingin mengecewakanmu.

Bayanganku tentangmu bisa saja keliru, sebagaimana bayanganmu tentangku bisa keliru. Karenanya, aku sering bertanya-tanya, bagaimana orang bisa "jatuh cinta" pada seseorang yang cuma ia tahu di dunia maya, yang bahkan fotonya saja tak pernah ia lihat? Itu mengerikan, bagiku.

Well, ocehan ini adalah refleksi pikiran orang yang memang tidak ngebet pacaran, tidak kepikiran punya pacar, apalagi ingin buru-buru kawin. Ya mungkin beda dengan isi pikiran orang yang ngebet pacaran, atau gatal ingin punya pacar, apalagi memang ingin segera kawin.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 22 Juli 2020.

 
;