Mungkin gaya hidup, juga cara berpikir, orang beda-beda, ya. Ada yang sangat perhatian sama penampilan, ada juga yang santai saja (tidak terlalu mempersoalkan penampilan). Sebagai cowok, mungkin aku termasuk yang cuek, atau tidak terlalu mempersoalkan penampilanku sendiri.
Tentu saja aku berusaha berpenampilan rapi (atau pantas) saat memang harus begitu. Tapi kalau pun tidak, aku juga tidak menganggap itu kesalahan. Karena penampilan, menurutku, adalah soal pilihan. Kalau orang lebih nyaman tampil sederhana, apa adanya, tentu dia berhak begitu.
Penampilan itu penting, tentu saja. Khususnya kalau kamu kebetulan orang terkenal, figur publik, sosialita, atau semacamnya, yang tentu akan dipandang/dilihat orang lain di mana-mana. Tapi bagi orang biasa sepertiku, penampilan adalah urusan nomor dua. Nomor satu adalah uang.
Terus terang, aku lebih nyaman tampil sederhana tapi punya banyak uang, daripada tampil mewah tapi duit pas-pasan. Ya idealnya tentu bisa berpenampilan bagus, sekaligus punya banyak uang. Cuma karena aku sering terlalu sibuk ngurusin kerja, jadi kadang lupa urusan penampilan.
Ada guyonan populer di Silicon Valley, "Kalau kamu masih memikirkan penampilan, artinya kamu belum kaya."
Jangan salah paham. Guyonan itu hanya ditujukan untuk bocah-bocah di Silicon Valley yang kesehariannya cuma sibuk bekerja. Sebagian mereka mirip gembel, tapi kaya-raya.
Ya aku juga lebih suka gitu, sih. Maksudku, dalam skala ekstrem, aku juga nyaman-nyaman saja tampak gembel, kalau aslinya kaya-raya. Rasanya menyenangkan saat mendapati orang lain meremehkanmu karena dianggap kere, padahal kamu bisa membeli dan mendapatkan apa pun yang kamu mau.
*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 22 Desember 2019.