Gara-gara isu "HRD kepo medsos pelamar kerja", akibatnya banyak orang yang sengaja menjadi pribadi palsu, demi tampak sopan dan baik, demi bisa mendapat kerja. Kalau aku yang menempati posisi HRD, aku justru ngeri menghadapi kemungkinan itu.
....
....
Di berbagai berita lowongan kerja, selalu ada syarat "komunikatif" di dalamnya, meski pekerjaannya kadang tidak berhubungan dengan urusan komunikasi.
Dan aku selalu bertanya-tanya, "Komunikatif dalam hal apa? Komunikatif dengan siapa? Komunikatif dalam bentuk bagaimana?"
Ada temanku bernama Felix. Dia sosok ulet dan pekerja tangguh. Dulu kami pernah kerja bareng. Saat aku tidak tidur dua hari dua malam, dia ikut tidak tidur dua hari dua malam. Dia satu-satunya orang yang bisa mengikuti ritme kerjaku yang gila-gilaan. Tapi dia punya kelemahan.
Kelemahan khas Felix adalah kurang mampu "berkomunikasi hal-hal tidak penting". Jadi, saat kami kerja bareng, kami tidak banyak bacot, karena khusyuk mengurusi kerja. Bagiku, dia partner yang sempurna. Kami hanya berkomunikasi hal-hal penting. Di luar itu, kami terus bekerja.
Dulu, aku hanya ngomong ke Felix, "Kita akan melakukan ini." Dan dia hanya menjawab, "Oke." Lalu dia benar-benar mengerjakan tepat seperti yang kumaksudkan.
Di waktu lain, Felix memberi saran/masukan, dan kami mengkomunikasikannya dengan baik, lalu mengerjakannya bersama.
Selama kami bekerja bersama, kami BISA BERKOMUNIKASI DENGAN BAIK, termasuk dengan orang-orang lain yang terkait dengan pekerjaan kami. Dan aku bisa menjadi saksi bahwa Felix adalah pekerja tangguh yang sulit ditandingi. Tapi di luar itu, Felix sangat pendiam—lebih parah dariku.
Ketika Felix pindah domisili, dia tidak lagi bekerja denganku. Dia mencoba melamar kerja ke beberapa perusahaan, tapi semuanya menolak—mungkin karena dia dinilai "kurang komunikatif". Aku bilang kepadanya, "Kenapa kamu tidak bikin perusahaan sendiri saja? Toh kamu suka kerja."
Dan itulah yang dia lakukan. Dia kumpulkan uangnya untuk bikin usaha sendiri, dan... setelah beberapa tahun, Felix sekarang benar-benar menjalankan perusahaannya sendiri. Dia sukses, karena memiliki modal paling penting; kecintaan dalam bekerja! Meski dinilai "kurang komunikatif"
Saat ini, dia tidak hanya memimpin perusahaan, tapi juga memiliki karyawan/pekerja, hingga jaringan distribusi dan segala macam. Semua itu jelas MEMBUTUHKAN KOMUNIKASI, dan nyatanya Felix bisa melakukannya. Bahkan dia melakukannya dengan baik, hingga sukses dan kaya-raya!
Karenanya, setiap kali mendapati lowongan kerja yang mempersyaratkan "komunikatif", padahal pekerjaannya bukan di bidang komunikasi, aku jadi bertanya-tanya, "Komunikatif dalam hal apa? Komunikatif dengan siapa? Komunikatif dalam bentuk bagaimana?"
Kalau aku akan merekrut karyawan/pekerja, syarat pertama yang kutetapkan adalah "kecintaan bekerja". Kalau kau mencintai pekerjaanmu, hingga bisa (dan berusaha) bekerja dengan baik, bahkan umpama kau bisu atau tunawicara pun aku akan menerimamu. Persetan dengan komunikatif!
Footnote:
Istilah "komunikatif" yang sering muncul dalam lowongan kerja, bisa diartikan secara luas, dan itu bisa menimbulkan kesan diskriminatif, khususnya pada orang-orang yang gagu, gagap, tunawicara, atau memang kurang mampu "mbacot", padahal bisa bekerja dengan baik.
Mungkin akan lebih baik jika istilah "komunikatif" dalam lowongan kerja dijelaskan secara lebih spesifik, misal "mampu berkomunikasi secara baik dengan klien maupun rekan kerja, mampu mengkomunikasikan ide-ide dalam urusan pekerjaan, dan bla-bla-bla."
Karena ada orang-orang yang mungkin pintar mbacot dan asoy kalau ngobrol—dengan kata lain, "komunikatif"—tapi tidak mampu menjalin komunikasi dan hubungan baik dengan klien, serta kurang mampu mengkomunikasikan ide-idenya terkait pekerjaan. Lebih parah, kerjanya juga tidak beres.
End note:
Kalau-kalau ada yang berpikir, "Kamu ngoceh gini karena dongkol gak bisa ngelamar kerja, ya?"
Hahahaa... mohon maaf, aku tidak sedang ingin/butuh melamar kerja. Satu-satunya waktu aku ingin melamar kerja adalah bertahun lalu; ingin jadi tukang sapu di rumah Ayu Utami.
*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 11 Januari 2020.