Senin, 20 Juni 2022

Paling Pahit di Bawah Langit

Ingin sekali menulis soal ibu yang membunuh anaknya, di Brebes, tapi aku merasa amarahku pasti akan ikut mengalir dalam tulisan.

Membunuh anak tentu kejahatan, meski dilakukan ibunya sendiri. Tapi ada yang lebih jahat; kekacauan sistem sosial yang disembah masyarakat.

Masyarakat kita menyembah berhala yang disebut "harus sama". Semua orang harus sama, tidak boleh ada yang berbeda. Karena masyarakat kawin, kamu harus kawin. Karena masyarakat beranak pinak, kamu harus beranak pinak. Kalau tidak, kamu akan dianggap "berbeda" atau bahkan "salah".

Di bawah tirani berhala semacam itu, ada banyak orang yang melakukan hal-hal penting dalam hidupnya—khususnya menikah dan beranak pinak—bukan dengan persiapan dan kesadaran, melainkan karena "keterpaksaan sosial", entah mereka sadar atau tidak. Dianggap "berbeda" bisa menakutkan.

Masyarakat akan gusar kalau kamu sudah dewasa tapi tidak/belum menikah. Dan setelah kamu menikah, mereka masih gusar kalau kamu dan pasanganmu tidak/belum juga punya anak. Bahkan setelah kalian punya anak, masyarakat masih gusar... dan memintamu nambah anak-anak.

Fakta paling pahit di bawah langit: Masyarakat lebih senang melihatmu sengsara tapi menikah dan beranak pinak, daripada melihatmu bahagia tapi lajang. Karena mereka menuntut siapa pun untuk "sama". Kalau kamu melajang, kamu akan dianggap berbeda, dan "kebenaran" mereka terancam.

Ibu yang membunuh anaknya, yang kini jadi berita, hanyalah ekses kecil yang timbul akibat penyembahan berhala masyarakat. Di luar kasus itu, ada tak terhitung banyaknya kasus lain, yang, jika ditelusuri, akan sampai pada doktrinasi masyarakat yang menuntut semua orang harus sama.

Kisah klasik tentang ini, yang entah kenapa begitu dirahasiakan, adalah kisah seorang pemuda yang tak sengaja masuk ke sebuah perkampungan yang tersembunyi di hutan. Di sana, pemuda itu mendapati seorang perempuan, dan jatuh cinta, dan ingin menikahinya. Tapi ada satu syarat...

Tetua kampung di sana berkata pada si pemuda, "Kamu boleh menikahi perempuan itu, Nak, tapi kami harus mencongkel kedua matamu."

Si pemuda kaget, "Kenapa?"

"Karena begitu kamu menikah, kamu akan jadi bagian masyarakat kami. Dan karena kami semua buta, kamu juga harus buta."


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 23 Maret 2022.

 
;