Kamis, 10 November 2022

Kerusakan Akibat Doktrin

Seorang wanita berinisial MT (30) di Nias Utara diduga menggorok 3 anaknya hingga tewas. Polisi menyebut motif MT membunuh anak-anaknya adalah himpitan ekonomi. —@detikcom

Seorang wanita membunuh 3 anaknya, karena himpitan ekonomi. Padahal katanya "menikah akan membuatmu bahagia dan lancar rezeki", dan "setiap anak memiliki rezeki sendiri".

Betapa banyak kerusakan dunia dan kejahatan manusia, akibat doktrin dusta yang terus dikoar-koarkan itu.

Orang-orang memilih tidak menikah atau menunda menikah, karena menyadari belum mampu menghidupi keluarga. Tapi masyarakat terus nyinyir, "Kapan kawin?"

Mereka bahkan tidak hanya nyinyir, tapi juga membual dengan aneka doktrin, "Menikah akan membuatmu bahagia dan lancar rezeki."

Lalu orang-orang itu pun menikah. Sebagian karena termakan rayuan doktrin, sebagian lagi karena tak tahan terus dinyinyiri masyarakatnya.

Setelah orang-orang itu menikah, dan ternyata hidupnya malah keblangsak, apakah masyarakat bertanggung jawab? Tidak! Itulah bejatnya mereka!

Ada banyak laki-laki baik ketika masih lajang, lalu terpaksa jadi penjahat setelah menikah, demi memberi makan keluarga. Ada banyak wanita baik ketika masih lajang, lalu terpaksa jadi pelacur (sebagian bahkan diizinkan suaminya), demi menghidupi keluarga. Itu realitas, nyata.

Bahkan sampai begitu pun mungkin masih "baik", jika dibandingkan wanita dalam berita tadi, yang sampai membunuh 3 anaknya, karena tak sanggup memberi makan mereka.

Menikah akan membuatmu bahagia dan lancar rezeki, katanya. Oh, hell, katakan itu pada wanita dalam berita tadi.

Footnote untuk ocehan tadi:

Yang dimaksud "memampukanmu"—dalam ayat yang biasa digunakan untuk mendoktrin orang lain cepat kawin—itu artinya "memampukanmu menjalani pernikahan", bukan memampukanmu dalam arti menjadikanmu kaya atau "melancarkan rezeki" hanya gara-gara kawin.

Kalau dua orang menikah, mereka [hampir] pasti "mampu menjalani pernikahan", karena adanya kontrak sosial, perjanjian yang dilembagakan negara, sampai pengesahan oleh agama. Memangnya siapa yang berani melanggar—kecuali sangat kepepet akibat tersiksa?

Itulah arti "memampukanmu".


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 12 Desember 2020.

 
;