Selasa, 01 November 2022

Pelajaran Dasar Kepribadian

Sebelumnya, aku perlu ngasih “disclaimer” terlebih dulu. Introvert dan extrovert itu istilah Inggris, dan telah di-Indonesiakan menjadi introver dan ekstrover. So, aku akan konsisten menggunakan istilah Indonesia.


Konsep introver dan ekstrover, kita tahu, dirumuskan oleh Carl Gustav Jung, tokoh psikoanalisis, dalam buku Psychological Types. Jung menggunakan istilah introver dan ekstrover untuk membahas kecenderungan seseorang dalam memfokuskan energinya; “in”trovert dan “ex”trovert.

Orang introver mendapatkan energi dari dirinya sendiri. Ciri khas mereka adalah menikmati kesendirian, karena dengan cara itulah mereka bisa mendapatkan dan memiliki energi. Sebaliknya, ketika bersama orang-orang lain, energi orang introver akan terkuras, dan mereka kelelahan.

Sementara orang ekstrover mendapatkan energi dari luar dirinya. Ciri khas mereka adalah menikmati kebersamaan dengan orang-orang lain, karena dengan cara itulah mereka bisa mendapatkan dan memiliki energi. Sebaliknya, ketika sendirian, mereka kehilangan energi dan cepat bosan.

Dengan perbedaan yang jelas semacam itu, kita mulai memahami kenapa ada orang-orang yang sepertinya lebih suka sendirian dan menjauh dari keramaian, dan kenapa pula ada orang-orang yang tidak betah sendirian hingga ingin selalu bersama/bersosialisasi dengan orang-orang lain.

Orang introver sering tampak pendiam, menjauh dari keramaian, dan lebih suka menikmati kesendirian. Karena, dengan cara itu, energi mereka meningkat. Sebaliknya, ketika orang introver bersosialisasi dengan banyak orang, energi mereka terkuras. Itu membuat mereka kelelahan.

Orang ekstrover sebaliknya. Mereka sering tampak banyak bicara, bercanda, menikmati kebersamaan dengan orang-orang lain. Karena, ketika bersosialisasi, energi mereka meningkat. Ketika sendirian, orang ekstrover justru sering bosan, lelah, dan ingin segera ketemu orang lain.

Sekali lagi, dengan perbedaan yang jelas semacam itu, kita mulai menyadari kenapa ada orang-orang yang tampak senang jadi pusat perhatian di tengah pesta, dan kenapa ada orang-orang yang lebih suka sendirian dan tidak ingin diganggu siapa pun. Karena kepribadian mereka berbeda.

Tapi bukan berarti orang introver tidak mau bergaul dan bersosialisasi. Mereka juga bergaul dan bersosialisasi, meski tidak sesering orang ekstrover. (Ingat kembali perbedaan sumber energi mereka). Jika introver dipaksa sering bergaul/bersosialisasi, mereka akan sangat kelelahan.

Begitu pula, bukan berarti orang ekstrover tidak suka menyendiri. Kadang, orang ekstrover juga menjauh dari keramaian, menikmati kesendirian, meski tidak sesering dan seintens orang introver. Jika ekstrover dipaksa sering sendirian, mereka akan bosan, bingung, dan kehabisan energi.

Ocehan ini adalah “pelajaran dasar” untuk memahami perbedaan penting antara introver dan ekstrover, sekaligus pelajaran inti untuk memahami orang lain dengan [lebih] baik, tanpa buru-buru menghakimi. 


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 18 September 2021.

 
;