Kadang-kadang aku capek ngomong sama orang.
Ada jenis orang yang kalau ngomong seperti tidak bisa berhenti. Teruuuuuuuussss ngomong. Dan omongannya mutar-mutar tidak jelas, membahas hal-hal yang saling tidak nyambung, mengomentari hal-hal tidak penting, dan terus ngomooooong tanpa henti.
Benar-benar capek melayaninya.
Sepertinya memang ada orang yang terlalu hobi ngomong, hingga kesulitan menutup mulutnya saat berinteraksi dengan orang lain. Orang jenis itu, bahkan meski sudah pamitan serta sudah keluar dari rumah kita, dia masih berusaha terus ngomoooong tanpa henti, seolah tak ada hari esok.
Susahnya, terkait orang yang terlalu doyan ngomong, sering kali omongannya tidak fokus, mutar-mutar tidak jelas dan tidak penting, serta suka mengulang-ulang omongannya sendiri. Baru semenit lalu diomongkan, sekarang diomongkan lagi, dan begitu seterusnya. Seperti kaset ngodol.
Kalau kebetulan berinteraksi dengan orang semacam itu, aku terang-terangan menunjukkan sikap bosan sambil memasang muka jutek. Tujuannya agar dia berhenti ngomong, dan berharap dia sadar sudah terlalu banyak omong-tidak-penting, sampai bikin orang lain bosan dan kelelahan.
Sejujurnya, aku benar-benar kelelahan kalau kebetulan berinteraksi dengan orang yang tak bisa berhenti ngomong. Mereka seperti tak punya jeda, untuk diam sejenak, untuk memberi kesempatan lawan bicara menanggapi, dan hanya terus ngomong tanpa henti, sambil merasa asyik sendiri.
Orang-orang yang terlalu doyan ngomong, sebaiknya bikin akun Twitter saja, lalu ngomonglah sebanyak-banyaknya, sepuas-puasnya, kapan pun dan di mana pun. Ngomong sendiri. Lebih baik begitu, karena setidaknya tak ada orang lain yang wajib menanggapi, dan tidak ada yang terganggu.
Kalau kita ngomong di Twitter, dan orang lain merasa terganggu, mereka bisa melakukan mute, unfollow, sampai block. Tidak apa-apa, karena memang begitu aturan mainnya. Tapi kalau ngomong di dunia nyata, tidak ada fitur-fitur semacam itu, dan orang lain bisa mati kebosanan.
Sekadar tip. Kalau sedang berkomunikasi dengan orang lain (di dunia nyata), perhatikan lawan bicaramu. Jika dia menunjukkan sikap tidak antusias, apalagi terang-terangan menunjukkan muka jutek, sikap bosan, dan semacamnya, sadarilah itu tanda kamu sudah terlalu banyak ngomong.
*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 8 Desember 2020.