Di Tangerang, sekian waktu lalu, ada kasus aneh yang tampaknya tenggelam di antara hiruk-pikuk berita lain, hingga tak sempat terekspos. Yaitu kasus seorang perempuan yang kena “prank” dari dua laki-laki yang tidak ia kenal—mungkin kasus prank paling misterius di Indonesia.
Ceritanya, berdasarkan yang saya baca dari berbagai media, seorang perempuan naik motor sendirian. Di tengah jalan, dia berhenti sejenak untuk memasang headset. Pada waktu itulah muncul dua laki-laki asing yang tiba-tiba memberikan kardus sepatu kepada si perempuan.
Si perempuan menerima pemberian kardus dari dua laki-laki tadi, dan dua laki-laki yang juga naik motor itu segera pergi. Ketika si perempuan membuka kardus tadi, ternyata isinya mayat bayi. Setelah itu, si perempuan pulang, dan menunjukkan “kado prank” itu pada ibunya.
Dari situ, mereka melapor pada Ketua RT, yang lalu diteruskan ke polisi. Kasus berhenti sampai di situ—atau setidaknya, itulah yang saya tahu—karena media-media tak lagi memberitakan. Polisi tampaknya kebingungan memecahkan kasus tersebut, karena mungkin saking anehnya.
Berdasarkan keseluruhan deskripsi yang saya baca dari berita-berita di berbagai media, kasus itu “terlalu aneh” dan “terlalu banyak kebetulan”. Ini kedengarannya seperti kasus ala Sherlock Holmes, dan Scotland Yard kebingungan.
Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?
Kita tidak tahu, tentu saja. Tapi seperti yang saya bilang tadi, kasus itu memiliki terlalu banyak kebetulan. Kebetulan saja si perempuan keluar rumah dan naik motor sendiri. Kebetulan saja dia berhenti di tengah jalan untuk memasang headset. Kebetulan saja muncul dua lelaki mendatanginya.
Di atas semua itu, mungkin juga tempat si perempuan berhenti tak terpantau CCTV, hingga sulit melacak apa yang sebenarnya terjadi, dan seperti apa rupa dua laki-laki yang memberikan kardus berisi mayat bayi—terbukti polisi stuck dan kebingungan menghadapi kasus ini.
Jika kasus itu terdengar aneh, ternyata ada yang lebih aneh, dan kali ini saya benar-benar penasaran, yaitu kasus polthergeist di Cianjur. Ini jenis kasus yang, mau tak mau, harus mendatangi langsung lokasi kejadian, agar benar-benar tahu apa yang [mungkin] terjadi.
Di Cianjur, sekian waktu lalu, ada sebuah keluarga yang diganggu polthergeist—benda-benda mati tiba-tiba melayang dan bergerak sendiri—hingga mereka terpaksa “ngungsi” karena tak tahan dengan gangguan yang terjadi. Benda yang melayang termasuk kursi dan lain-lain.
Kasus ini masuk di beberapa media di Indonesia, tetapi, seperti biasa, awak media hanya menuliskan “hal-hal yang mereka dengar dari para saksi” dan semacamnya—artinya bukan reportase investigasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Menarik, sih, tapi sangat tanggung.
Kasus polthergeist di Cianjur ini menarik, karena bukan sekadar kasus “mbah-mbuh” yang cuma “kata si anu”. Peristiwa polthergeist di Cianjur disaksikan banyak orang, setidaknya belasan orang menyaksikan saat pintu rumah tampak dijebol oleh suatu kekuatan tak kasatmata.
DetikCom menuliskan berita terkait hal itu, dan menjelaskan bahwa “10 ustaz sudah turun tangan untuk mengatasi kasus tersebut”. Pada saat itulah, makhluk-entah-apa di rumah warga di Cianjur tampak marah, dan berusaha menjebol pintu rumah, sampai engsel-engselnya lepas.
Terus terang, sebenarnya saya tidak terlalu berminat dengan hal-hal beginian. Tapi kisah sebuah keluarga yang diteror kursi yang bergerak sendiri dan benda-benda beterbangan, hingga mereka sangat ketakutan, tentu menarik untuk diketahui lebih lanjut. Apa yang sebenarnya terjadi?