Sabtu, 10 Juni 2023

Doktrin dan Propaganda

Dari kecil sampai dewasa, kita menghadapi tuntutan demi tuntutan. Dari tuntutan sekolah mulai TK sampai SMA atau kuliah, hingga tuntutan kerja, segera menikah, dan beranak-pinak. Seiring dengan itu, setiap hari, dari bangun tidur sampai mau tidur lagi, kita ditikam kebisingan.

Ada yang pernah memikirkan realitas yang sebenarnya mengerikan ini? Kita, hidup, sepertinya, hanya untuk dihadapkan pada tuntutan demi tuntutan dan kebisingan demi kebisingan. Kita dibuat sibuk sekaligus pekak, terus menerus, dari kecil hingga dewasa, bahkan sampai ajal tiba.

Dulu, seperti umumnya manusia, aku berpikir semua itu sesuatu yang alami, bahwa memang seperti itulah kehidupan manusia. Belakangan, aku menyadari, itu bukan kehidupan alami manusia, tetapi sesuatu yang dipaksakan untuk kita terima. Dan nyaris tidak ada orang yang menyadarinya.

Kita, manusia, memang sengaja dibuat sibuk dengan tuntutan demi tuntutan, dari balita sampai lansia, hingga kita tak punya waktu jeda. Seiring dengan itu, kita terus menerus ditikam kebisingan dari pagi sampai malam, agar... apa?

Agar kita tidak punya waktu untuk berpikir!

Ada yang sangat ketakutan kalau manusia sampai punya waktu jeda, lalu mulai menggunakan pikirannya... dan berpikir tentang diri serta hidupnya. 

Dan ketakutan itu telah dimulai ribuan tahun lalu. Setiap kali ada orang yang mulai berpikir, setiap kali pula tewas sebagai martir.

Korea Utara bisa menjadi miniatur bagaimana kehidupan umat manusia di dunia ini dikendalikan agar "tetap begini adanya". Tanpa kesadaran, tanpa pengetahuan.

Alasan utama kenapa Korut sangat tertutup, karena Kim Jong Un tidak ingin rakyatnya tahu bahwa mereka bodoh dan dibodohi.

Rakyat Korut percaya, dengan segenap keyakinan, bahwa Jong Un adalah semacam orang suci. Sebegitu suci, sampai mereka percaya bahwa Jong Un tidak pernah buang air besar. Ini konyol bagi kita, tapi tidak bagi mereka. Apa pun ocehan Jong Un, rakyat Korut menerimanya sepenuh hati.

Dan Jong Un benar-benar tahu bagaimana cara mengendalikan rakyatnya agar tetap bodoh hingga bisa terus dibodohi. Pertama, dia buat rakyatnya terus sibuk bekerja. Kedua, dia berikan ancaman/hukuman. Dan ketiga, siang malam rakyat Korut harus terus dibuat pekak oleh doktrinasi.

Di setiap rumah warga Korut ada radio, dan radio itu tidak boleh dimatikan siang malam, bahkan ketika si pemilik rumah tidur. Suara radio bisa dikecilkan saat akan tidur, tapi tidak boleh dimatikan. Dan yang terdengar dari siaran radio itu cuma doktrin-doktrin pemerintah Jong Un.

Warga Korut sengaja dibuat sibuk terus menerus, sambil dihadapkan pada ancaman/hukuman mengerikan. Seiring dengan itu, mereka dibuat pekak oleh kebisingan radio sialan yang terus mengumbar doktrin-doktrin Jong Un.

Lebih lengkap soal Korut, baca di sini.


Yang terjadi pada warga Korea Utara sebenarnya juga terjadi pada kita, dalam skala lebih luas. Kita sengaja dibuat sibuk, dari kecil sampai dewasa, siang malam, dan seiring itu terus dihantam kebisingan. Dan seperti nasib warga Korut... kita kadang tak tahu jalan keluar.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 26 Oktober 2020.

 
;