Ketenangan tak pernah menjadi pilihan.
—Magneto kepada Charles Xavier,
dalam X-Men: First Class
—Magneto kepada Charles Xavier,
dalam X-Men: First Class
Dimulai dari ketiadaan. Awalnya. Tak pernah terpikir akan ada anak-anak tangga, atau lorong-lorong yang harus dilalui, karena biasanya memang tak ada. Jadi langkah-langkah itu pun menuju ke sana. Bahkan menjadi semacam mimpi, atau obsesi, fantasi—whatever. Cermin-cermin di belakang, dan nyanyian-nyanyian, nada-nada indah.
Awalnya—begitulah awalnya. Tapi awal itu ternyata menjadi langkah yang buta. Tak terpikirkan ketika satu anak tangga terlalui, anak-anak tangga lain akan menanti, memanggil-manggil… lalu hutan, belantara, kebingungan, dan terjebak dalam kegelapan. Tak pernah terpikir, tak pernah tahu sebelumnya. Karena biasanya memang tak ada.
Hanya mengejar fantasi, itulah yang terpikirkan. Semula. Dan ketika fantasi itu hampir tercapai, tak ada satu orang pun yang tahu bahwa itu jauh lebih mudah dari yang dibayangkan. Tidak ada yang tahu, bahkan aku. Tetapi justru di sanalah kebingungan dimulai, kegelapan diawali. Lalu mundur ke belakang. Sama. Awalnya.
Kapan itu terjadi? Mungkin sudah lama, atau baru kemarin—entahlah. Sekarang tak penting lagi.
Jadi ketika lembar awal itu dibuka, dan langkah-langkah tak dikenal berdatangan, proses itu telah dimulai. Entah bagaimana prosesnya, awal itu telah memulainya. Seperti bom waktu, digit angka terus bergerak, memuncak, untuk menunggu waktu ledakannya. Tapi tidak meledak. Sebuah aktiklimaks. Atau setidaknya itulah yang mungkin terjadi.
Seperti permainan catur, langkah awal sering kali menentukan—dan langkah awal itu telah dijalankan. Langkah awal yang diyakini, padahal setelah itu akan ada langkah-langkah lain, tak terprediksi, bahkan tak terpahami. Ketika kotak-kotak dibuat, kegelisahan sudah lahir, dan meyakini langkah tarian akan menyelesaikan sebuah lagu ternyata sebuah kesalahan.
Kotak-kotak itu hilang. Atau dihilangkan.
Semula, kotak-kotak itu diletakkan di sana untuk dilihat dan dimasuki ruang-ruangnya. Tetapi, karena kondisi tak memungkinkan, kotak-kotak itu hanya dibiarkan. Setelah waktu berjalan lama, dan kotak-kotak itu kembali teringat, semuanya telah hilang. Atau sebagian telah hilang.
Itu, sesungguhnya, telah menjadi tanda pertama. Tetapi, seperti biasa, manusia perlu pelajaran berulang-ulang.