Dunia ini mungkin jauh lebih baik kalau tidak ada pemilu.
—Twitter, 21 Juni 2014
Di antara kelebihan seorang bocah yang tidak dimiliki
orang dewasa adalah; mereka tidak meributkan pemilu,
atau siapa calon presidenmu.
—Twitter, 21 Juni 2014
Siapa pun calon presidenmu, aku akan tetap menikmati
karya-karyamu kalau memang bagus, dan pilihanmu
tidak akan mempengaruhi penilaianku.
—Twitter, 21 Juni 2014
Dalam pikiranku, pemilu adalah peristiwa aneh
lima tahun sekali, yang diributkan orang-orang dewasa,
tapi ditertawakan para bocah.
—Twitter, 21 Juni 2014
Sungguh lucu menyaksikan orang-orang dewasa
kehilangan nalar dan kearifan hanya karena
perbedaan pilihan. #WisdomOfBocah
—Twitter, 21 Juni 2014
Hidup adalah soal pilihan. Begitu pula pilihan partai
dalam pemilu, pilihan calon presidenmu,
atau pilihan soal mbakyu. Tidak usah ribut!
—Twitter, 21 Juni 2014
Mungkin pemilu akan baik-baik saja
kalau setiap orang bisa menjalani dan menghadapinya
sebagai hal yang biasa-biasa saja.
—Twitter, 21 Juni 2014
Jika pemilu dianggap istimewa karena dilakukan
5 tahun sekali, mungkin tak ada salahnya kalau negeri ini
mengadakan pemilu seminggu sekali.
—Twitter, 21 Juni 2014
Kalau saja pemilu dilakukan para bocah, pasti semuanya
baik-baik saja. Dalam pikiran sederhana para bocah,
pemilu hanyalah soal pilihan.
—Twitter, 21 Juni 2014
Yang membuat pemilu jadi membingungkan dan
banyak keributan, karena dilakukan orang-orang dewasa.
Mereka tidak bisa berpikir sederhana.
—Twitter, 21 Juni 2014
Pilihanmu belum tentu tepat, belum tentu yang terbaik,
dan yang jelas tidak sempurna. Begitu pula pilihanku.
Jadi, kenapa kita harus ribut?
—Twitter, 21 Juni 2014
Jika kita tidak mau berubah pikiran
dan mengganti pilihan hanya karena disalahkan,
maka menyalahkan pilihan orang lain sungguh sia-sia.
—Twitter, 21 Juni 2014
Bocah-bocah di kampungku tidak ikut pemilu,
karena belum cukup umur. Tapi tampaknya
mereka tetap waras dan baik-baik saja.
—Twitter, 21 Juni 2014
Betapa banyak beban orang dewasa.
Mereka harus mikir pemilu, malam Minggu, soal presiden,
sampai Piala Dunia. Aku bersyukur menjadi bocah.
—Twitter, 21 Juni 2014
*) Ditranskrip dari timeline @noffret.