Kadang-kadang aku ingin menjadi Walikota. Tapi lalu ingat, aku ingin menjadi Magneto.
—Twitter, 25 Agustus 2016
Melihat Ahok ngamuk, Risma ngamuk, Ganjar ngamuk, aku jadi makin pengin jadi walikota. Tapi sayang, cita-citaku ingin jadi Magneto.
—Twitter, 21 September 2016
Semoga walikota-walikota yang suka ngamuk itu memang benar-benar mengamuk bawahan yang gak bener, bukan sekadar lip service di depan kamera.
—Twitter, 21 September 2016
Barusan lihat Bu Risma ngamuk gara-gara proses pembuatan e-ktp dipersulit. Keparat-keparat yang bikin susah rakyat memang pantas diamuk, Bu.
—Twitter, 21 September 2016
Dulu, sebelum jadi presiden, Duterte juga walikota di Filipina. Dia mungkin walikota paling sangar dan paling ngamukan sedunia.
—Twitter, 21 September 2016
Duterte mungkin keterlaluan. Tapi di dunia ini harus ada orang seperti dirinya. Karena kejahatan pun sering kali sangat keterlaluan.
—Twitter, 21 September 2016
Seharusnya ada walikota atau presiden lain yang mirip Duterte, tapi menyasar para koruptor, dan keparat-keparat yang menyusahkan rakyat.
—Twitter, 21 September 2016
Mungkin, kelak, kalau aku gagal jadi Magneto, aku mau jadi Walikota. Well, sepertinya tidak terlalu buruk untuk seorang bocah.
—Twitter, 25 Agustus 2016
Berkaca pada kesuksesan (dan kegilaan) Duterte di Filipina, tampaknya menjadi walikota adalah jalan mulus untuk menjadi presiden.
—Twitter, 21 September 2016
Fixed. Jika dalam sepuluh tahun mendatang aku belum berhasil menjadi Magneto, aku mau jadi Walikota. #TekadBocah
—Twitter, 21 September 2016
*) Ditranskrip dari timeline @noffret.