Kamu yang ingin, dia yang dapat.
Kamu ingin lagi, dia yang dapat lagi.
Terus begitu. Kamu ingin, dia yang dapat.
Meski begitu, kamu selalu ingin, dan dia selalu dapat.
Meski begitu juga, kamu tidak sadar, dan berpikir kamulah yang dapat.
Jadi, kamu ingin terus, dan merasa kamu yang dapat, padahal dia yang dapat terus. Karena ingin terus, kamu pun rela melakukan apa pun agar merasa dapat, padahal dia yang selalu dapat. Sebenarnya, dia sudah untung, karena selalu dapat. Tapi karena kamu ingin terus, dan kamu merasa dapat terus, dia pun menggunakan itu untuk mempersulitmu. Meski dia yang selalu dapat, dia bersikap seolah kamu yang dapat.
Lama-lama, aturan semacam itulah yang terjadi. Kamu yang ingin, dia yang dapat. Karena kamu merasa dapat, kamu ingin terus. Karena kamu ingin terus, dia mempersulitmu, karena tahu dipersulit seperti apa pun kamu akan terus ingin. Bahkan, karena dipersulit, kamu makin ingin dan makin merasa dapat. Padahal tetap dialah yang dapat, dan kamu hanya sebatas ingin dan ingin.
Lama-lama, kamu maupun dia sama-sama tidak sadar siapakah yang sebenarnya ingin, dan siapakah yang sebenarnya dapat.
Apa hayo...?