Selasa, 20 Desember 2016

Noffret’s Note: Duh

Jika kata dan bahasa manusia tak berkembang, masih sebatas “Duh” hingga sekarang, isi Twitter, blog, atau apa pun hanya tiga huruf, “Duh”.

Berdasarkan penelitian, kata pertama yang diucapkan manusia pertama di muka bumi adalah, “Duh.”

Ada banyak ahli di berbagai negara yang melakukan penelitian serupa, dan menghasilkan kesimpulan sama. Kata pertama manusia adalah “Duh.”

Kata “Duh”, menurut para ahli, adalah satu-satunya kata yang mungkin bisa diucapkan manusia pertama, berdasarkan struktur lidah mereka.

Hasil penelitian soal “Duh” itu membuatku terpesona dan tertegun sangat lama. “Duh” mungkin bersifat biologis, tapi terdengar filosofis.

Manusia pertama dalam penelitian itu bisa Adam yang baru sampai di bumi, atau manusia pertama hasil evolusi. Kesimpulannya tetap sama. Duh.

Menakjubkan, kalau dipikir-pikir, betapa awal yang semula hanya “Duh” bisa berkembang dan melahirkan kata, kosakata, frasa, hingga rima.

Bahkan masih menakjubkan, kalau dipikir-pikir, jika “Duh” tidak pernah berkembang. Pasti manusia akan berkomunikasi hanya dengan “Duh”.

Aku benar-benar ingin tahu apa isi pikiran manusia pertama di bumi, saat ia (bisa) mengucapkan “Duh” sebagai kata pertama dari mulutnya.

Dalam kehidupan manusia, “Duh” tampaknya lahir untuk menjadi paradoks, antara ekspresi kegembiraan dan kesadaran menghadapi kutukan.

Kata-kata mutiara dari kakek-nenek moyang kita, ribuan tahun lalu, cuma tiga huruf. “Duh”. Dan kita mewarisi inti serta kutukan di dalamnya.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 8 Oktober 2016.

 
;