Senin, 05 Desember 2016

Yang Bahagia dan yang Sengsara

Aku menghormati pernikahan, itu benar. Tapi aku jijik pada orang-orang yang suka memprovokasi orang lain cepat menikah. Itu dua hal berbeda.

Orang-orang yang menikah dan susah, tidak bisa menceritakan penyesalan mereka. Sebagai gantinya, mereka menyuruh-nyuruh kita cepat menikah.

Ada 2 jenis orang menikah, yang bahagia dan yang menyesal. Yang bahagia menikmati perkawinannya. Yang menyesal sibuk menyuruhmu cepat kawin.

Cara mudah mengetahui apakah orang bahagia atau tidak dalam perkawinannya: Jika dia hobi memprovokasimu cepat menikah, dia tidak bahagia.

Perhatikan dengan cermat. Kapan pun kau bertemu orang yang suka menyuruhmu cepat menikah, orang itu pasti tidak bahagia dalam perkawinannya.

Pola pikir orang yang menyesali perkawinan, “Aku susah, menderita gara-gara kawin. Tidak adil. Orang lain juga harus sama susah sepertiku!”

Pola pikir orang yang bahagia dalam perkawinan, “Nikmat sekali perkawinanku. Orang lain mau nikah atau tidak, persetan, itu urusan mereka.”

Ingat selalu fakta ini: Orang yang bahagia dan nyaman dengan diri sendiri, tidak punya keinginan untuk mengusik kehidupan orang lain.

Orang yang suka mengusik kehidupan orang lain adalah orang yang sakit. Termasuk orang yang suka menyuruh-nyuruh orang lain cepat kawin.

Langkah terbaik soal menikah adalah; jika menikah adalah pilihanmu, lakukanlah. Setelah itu, tutup cocotmu, dan hormati pilihan orang lain.

Sebenarnya, aku tidak peduli orang mau menikah atau tidak, karena itu soal pilihan. Kalau saja mereka diam, aku juga tidak akan meributkan.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 25 September 2016.

 
;