Banyak yang bilang, konsep kota terapung itu utopis dan konyol. Sebenarnya, kota terapung bisa dibuat, bahkan sudah ada di beberapa negara.
Belanda, misalnya, membangun sebuah kota (yang sepenuhnya) terapung di atas air, bernama Naarden. Letaknya tidak jauh dari Amsterdam.
Naarden, kota terapung di Belanda, dikelilingi dua parit besar dan tembok-tembok raksasa, hingga air tidak masuk ke wilayah kota/pemukiman.
Jika dilihat dari angkasa, Naarden (kota terapung di Belanda) mirip kelopak bunga teratai raksasa berwarna hijau yang terapung di atas air.
Jerman juga punya kota terapung bernama Lindau, terletak di bagian timur Danau Konstanz, dan dikelilingi danau air tawar Bodensee.
Lindau, kota terapung di Jerman, bahkan berfungsi (atau difungsikan) sebagai kota pelabuhan. Kota itu sepenuhnya berdiri di atas air.
Di Myanmar, juga ada kota terapung bernama Kay Lar Ywa. Kota itu mengapung di atas permukaan air, dan dihuni banyak sekali penduduk.
Meski Kota Kay Lar Ywa di Myanmar sepenuhnya terapung di atas air, namun para penduduk di sana bisa bercocok tanam, bertani, dan berladang.
Masih ada negara-negara lain yang juga memiliki kota-kota yang sepenuhnya terapung di atas air. Artinya, konsep kota terapung itu realistis.
Artinya pula, Indonesia juga bisa saja membangun kota yang sepenuhnya terapung di atas air. Asal ada sumber daya yang memungkinkan.
Saat ini, Cina bahkan sedang dalam proses membangun sebuah kota besar yang sepenuhnya mengapung di atas laut. Namanya Floating City.
Floating City, kota terapung di Cina, bahkan diproyeksikan menjadi kota paling ramah lingkungan di sana, lengkap dengan mobil-mobil listrik.
Proyek pembangunan Floating City di Cina diperkirakan menghabiskan biaya 20 miliar dolar, dan saat ini proyek itu masih terus berjalan.
Sebenarnya, membangun kota yang terapung di atas laut masih tergolong mudah. Ada yang jauh lebih sulit, yaitu membangun kota di bawah laut.
Jepang, saat ini, sedang membangun sebuah kota bernama Ocean Spiral. Kota itu sedang dibangun... di bawah permukaan laut!
Ocean Spiral adalah proyek konstruksi paling gila di dunia saat ini, dikerjakan oleh Shimizu Corp, dengan anggaran dana 30 miliar dolar.
Jadi, kalau sekadar membangun kota terapung di atas permukaan laut, itu mudah. Setidaknya, lebih mudah dibanding di bawah permukaan laut.
Selain di atas permukaan laut atau di bawah permukaan laut, ada pula negara yang saat ini sedang membangun kota di bawah permukaan tanah.
Kalau kita ke Meksiko sekarang, di sana sedang ada proyek pembangunan sebuah kota, bernama Earth-scraper. Itu proyek ambisius Meksiko.
Earth-scraper adalah kota yang sepenuhnya dibangun di bawah permukaan tanah. Letaknya tepat di bawah alun-alun Mexico City (ibukota Meksiko).
Earth-scraper berdiri di kedalaman 300 meter di bawah tanah, dilengkapi gedung-gedung setinggi 65 lantai yang mampu memuat ribuan orang.
Selain akan menjadi kawasan hunian, Earth-scraper (yang sepenuhnya di bawah tanah) juga akan menjadi komplek perkantoran sampai swalayan.
Jadi, sekali lagi, konsep kota terapung itu realistis, dalam arti bisa diwujudkan, bahkan sudah ada negara-negara yang telah mewujudkannya.
Terkait konsep kota terapung di Indonesia, masalah sebenarnya bukan konsepnya, tapi... apa kita punya daya dan dana yang tersedia untuk itu?
*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 31 Desember 2016.